Mohon tunggu...
Marisa Fitri
Marisa Fitri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah salah satu mahasiswa semester 6. Saya memiliki hobi membaca dan menulis karya sastra.

Selanjutnya

Tutup

Horor Pilihan

Bisikan Malam di Rumah Tua

27 Juni 2024   22:16 Diperbarui: 27 Juni 2024   22:17 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Horor. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Mystic Art Design

Langit malam bagaikan kanvas hitam yang dihiasi taburan berlian. Angin bertiup semilir, menerbangkan dedaunan kering dan sesekali menimbulkan suara gesekan yang menyeramkan. Di sebuah desa terpencil, berdiri sebuah rumah tua yang kokoh namun terkesan angker. Catnya yang mengelupas dan jendela yang berdebu menambah kesan misterius pada bangunan tersebut.

Rini, seorang gadis berusia 17 tahun, baru saja pindah ke desa tersebut bersama neneknya. Orang tuanya telah meninggal dalam kecelakaan beberapa bulan lalu, dan neneknya, satu-satunya keluarga yang tersisa, memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya.

Rumah tua itu adalah warisan keluarga yang telah lama ditinggali. Nenek Rini berniat untuk merenovasinya dan menjadikannya tempat tinggal mereka. Sejak awal, Rini sudah merasakan aura yang aneh di rumah itu. Suasana terasa dingin dan sunyi, sesekali terdengar suara ketukan atau gesekan yang tidak diketahui asalnya.

Suatu malam, Rini terbangun karena suara tangisan pilu di luar kamarnya. Rasa penasaran membawanya keluar dari kamar, menyusuri lorong yang remang-remang. Suara tangisan semakin jelas terdengar, berasal dari ruang tamu.

Dengan langkah ragu-ragu, Rini membuka pintu ruang tamu. Di sana, dia melihat seorang gadis kecil berpakaian putih, duduk di pojokan ruangan dengan air mata yang mengalir di pipinya. Rini mendekatinya dengan hati-hati, ingin menenangkannya.

"Kenapa kamu menangis?" tanya Rini dengan suara lembut.


Gadis kecil itu menoleh ke arah Rini dengan tatapan kosong. Matanya yang hitam pekat memancarkan aura kesedihan yang mendalam. Dia tidak berbicara, hanya terus menangis tanpa henti.

Rini merasa semakin tidak nyaman. Dia ingin pergi, tapi entah kenapa kakinya terasa berat dan tidak bisa bergerak. Rasa takut mulai menyelimuti dirinya. Tiba-tiba, gadis kecil itu berhenti menangis dan tersenyum dengan senyuman yang mengerikan. Wajahnya berubah pucat pasi, dan matanya bersinar merah seperti darah.

Rini berteriak ketakutan dan berlari sekuat tenaga keluar dari ruang tamu. Dia bersembunyi di kamarnya, merapatkan pintu dan selimutnya. Tubuhnya gemetar ketakutan, keringat dingin membasahi dahinya.

Pagi harinya, Rini menceritakan kejadian semalam kepada neneknya. Neneknya tampak terkejut dan menceritakan kisah tragis tentang rumah itu. Dahulu kala, seorang gadis kecil bernama Laras tinggal di rumah tersebut. Dia meninggal secara tragis karena dibunuh oleh orang yang tidak dikenal. Arwah Laras konon masih gentayangan di rumah itu dan sering menangis di malam hari.

Nenek Rini meyakinkan Rini bahwa dia tidak perlu takut. Laras hanya ingin ditemani dan tidak akan menyakiti siapapun. Rini masih merasa ragu, namun dia mencoba untuk tidak memikirkannya lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun