Mohon tunggu...
marisaasrinuriasa
marisaasrinuriasa Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Hobi menulis cerita pendek,hobi masak Kepribadian suka penasaran dengan hal baru suka masak membuat resep favorit

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Kekurangan Tiamin, Jembatan Menuju Berbagai Penyakit Berbahaya

3 Januari 2025   21:30 Diperbarui: 3 Januari 2025   23:53 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Vitamin B1 berpengaruh dalam tubuh untuk membantu metabolisme perubahan glukosa menjadi energi terjadi pada siklus kreb's,jika seseorang mengalami kekurangan vitamin b1 akan sulit untuk mengubah suatu zat menjadi energi sehingga dapat dilihat seseorang yang mengalami kekurangan vitamin B1  kondisi tubuhnya akan menjadi lemas. Defisiensi vitamin B1 ini biasanya ditandai dengan  kondisi tubuh dengan penyakit beri beri.

Dilansir dari alodokter.com penyakit beri-beri disebutkan bahwa kondisi ini akibat kurangnya kadar vitamin B1 atau tiamin di dalam tubuh,gejala yang muncul dengan adanya bengkak pada kaki dan kesemutan,jantung berdebar dan bisa menimbulkan sesak nafas.

Defisiensi vitamin B1 ini biasanya terjadi di negara berkembang dengan orang-orang pola makan yang lebih mengutamakan Beras putih atau karbohidrat olahan untuk menjadi makanan pokok sehari-hari dengan kurangnya variasi makanan dan hanya bergantung pada makanan tunggal.Beras putih mengandung tiamin yang rendah karena proses pengolahan,proses pengolahan beras seperti penggilingan dan pencucian menjadi faktor menghilangkan sebagian besar tiamin dan nutrisi lainnya pada beras putih itu sendiri.

Penyakit yang ditimbulkan dengan kondisi tubuh kekurangan vitamin B1 atau tiamin tidak hanya beri-beri saja,dapat memicu penyakit lain yang berbahaya bagi tubuh seperti :

1. Peningkatan Resiko Anemia

Vitamin B1 atau Tiamin sangat penting dalam pencernaan karbohidrat,protein dan lemak ketika tubuh mengalami kekurangan dapat mengganggu pencernaan yang akan berdampak pada penyerapan nutrisi yaitu penyerapan zat besi juga memiliki peran dalam pembentukan sel darah merah yang membutuhkan produksi asam folat dengan kadar yang tinggi, sehingga ketika adanya penurunan produksi asam folat akan menyebabkan kerusakan sel darah merah.

2. Malabsropsi

Malabsropsi merupakan kelainan dalam proses penyerapan zat makronutri dan mikronutrisi,dimana malabsropsi ini disebabkan dengan adanya kerusakan mukosa pada usus halus kekurangan tiamin ini  lah yang mengganggu penyerapan nutrisi.Gejala yang muncul biasanya diare,mual dan muntah,kelelahan dan gangguan pencernaan lainnya.

3. Peradangan Otak

Ensefalopati Wernicke-Korsakoff penyakit dengan kondisi langka ini dapat menyebabkan gangguan memori,koordinasi,dan kemampuan berpikir hal ini disebabkan mengkonsumsi alkohol berlebihan sehingga dapat menghambat penyerapan tiamin pada tubuh.

4. Infeksi Riketsia

Merupakan peradangan dalam tubuh yang menyebabkan gangguan pada pencernaan,hal ini tidak terjadi secara langsung tetapi sangat signifikan pada kondisi tubuh yang menderita penyakit Tifus Epidemi.

5. Neuropati perifer

Salah satu kerusakan sistem syaraf yang memicu kesulitan dalam merasakan rasa nyeri ataupun sensasi lainnya pada kaki dan tangan.

Tanpa disadari kekurangan vitamin B1 menjadi dampak yang signifikan pada kesehatan tubuh.Oleh karena itu, untuk meminimalisir terjadinya defisiensi vitamin B1 pada tubuh perlu memerhatikan asupan gizi yang seimbang dan beragam,menentukan gaya hidup yang sehat seperti menyeimbangkan asupan dan olahraga,mengkonsumsi sumber sumber vitamin B1 seperti kacang kedelai dan olahannya (tahu,tempe,susu kedelai),ikan salmon,ikan kembung,ikan tongkol serta daging-dagingan.

Jadi,jangan mengabaikan dan menganggap sepele hal yang diperlukan oleh tubuh dengan jumlah sedikit tetapi sangat menimbulkan berbagai resiko penyakit berbahaya bagi kesehatan!



Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun