Setelah menguatkan fokus pada diri sendiri, berikutnya fokus pada peran sebagai bagian keluarga terhadap pasangan, anak, dan orang tua. Penting untuk mengawali kebaikan dengan komunikasi yang baik agar tercipta kenyamanan interaksi sesama anggota keluarga hingga selesainya hari, bukan membangun kesibukan sendiri-sendiri. Kemudian fokus pada peran di luar keluarga atau rumah tangganya. Fokus, sabar, dan ikhlas pada amanah dan tanggung jawab sebagai bagian kumpulan orang-orang dengan berbagai kesibukan akan menjauhkan diri dari hal tidak bermanfaat.
Dia berandai dan berharap setiap orang dewasa dengan sadar membangun keimanan pada setiap diri mereka dan lingkungan terdekatnya. Berarti bahwa mempercayai ketentuan dan pedoman Pencipta nya dengan memahami anugerah akal dan peran khalifah. Senantiasa memasang niat berorientasi kebaikan dan menyadari setiap tindakan harus dipertangungjawabkan kepada Tuhan. Dengan demikian, senantiasa melakukan kebenaran dalam siklus ilmu dan amal terhadap diri sendiri, keluarga atau rumah tangga, lingkungan keseharian, serta orang banyak. Selama masih ada kesempatan hidup, tiada terlambat untuk berupaya. Namun jangan ditunda karena setiap kita tidak pernah tahu kepastian akhir usia.
Doanya...
Tidak lagi ditemukan banyak orang melakukan hal merugi pikiran, perasaan, tenaga, waktu dan materi seperti difirmankan ALLAH dalam QS. Al-Ashr: 1 Demi Masa, sungguh manusia berada dalam kerugian.
Tidak lagi ditemukan banyak orang lemah keyakinan dan kesadaran yang seharusnya menjadi prinsip hadapi berbagai arus pilihan penyibuk dunia fana.
Tidak lagi mudah terhasut, terpengaruh, terprovokasi dan terbawa arus tanpa cukup memaknai kebenaran setiap peristiwa.
Tidak lagi bangun pagi terbiasa mengecek telpon genggam lalu tenggelam pada hal "di luar sana" yang merusak tatanan niat dan fokus.
Tidak lagi "bad mood" mengawali hari dan berinteraksi dengan orang terdekat yang seharusnya saling hangat dan akrab.
Tidak lagi memulai langkah pada awal hari dengan ragu, cemas, atau takut karena waktu-waktu sebelumnya dimanfaatkan untuk kesiapan atas setiap tanggung jawabnya.
Tidak lagi singgah "galau" maupun "baper" atas berbagai hal yang tercitra dari setiap peristiwa apalagi dalam arus sosial media.