Mohon tunggu...
Ariq Ilham
Ariq Ilham Mohon Tunggu... Freelancer - Rookie Writer

23y | Olahraga - Lyfe - Vox Pop

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Pentingnya Liga untuk Perkembangan Sepak Bola dan Timnas Putri

14 Mei 2024   06:00 Diperbarui: 14 Mei 2024   09:26 486
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para pemain Persib Putri saat berlaga di Liga 1 Putri 2019. Foto: KOMPAS.com

Tanpa adanya liga dan pembinaan, sulit untuk membangun timnas putri yang bagus dan bisa bersaing

Akhir-akhir ini sepak bola putri banyak diperbincangkan di dunia maya. Sebabnya adalah partisipasi Timnas Putri U17 Indonesia di ajang Piala Asia Wanita U-17 yang digelar di Bali.

Karena berstatus sebagai tuan rumah, Indonesia ikut berpartisipasi kendati tak memiliki tim yang siap untuk berkompetisi di level Asia.

Hasilnya, Timnas Putri U17 Indonesia selalu dibantai dalam tiga laga fase grup. Di pertandingan pertama melawan Filipina, Indonesia takluk 1-6, kemudian di laga kedua menghadapi Korea Selatan, Indonesia dihajar 12-0, dan di pertandingan terakhir, Timnas Putri U17 dibantai 9-0 oleh Korea Utara.

Hasil ini menegaskan bahwa sepak bola putri/wanita Indonesia masih tertinggal jauh, bahkan dari Filipina.

Sebelumnya, di tahun 2022 timnas senior juga pernah tampil di Piala Asia Wanita, dan hasilnya Timnas Wanita Indonesia tak pernah menang dalam 3 pertandingan fase grup, tak pernah mencetak gol, dan kebobolan 28 gol. 

Sulitnya timnas sepak bola wanita Indonesia bersaing di kompetisi internasional bahkan untuk region Asia Tenggara bukan tanpa alasan. Di Indonesia, sepak bola wanita masih dianaktirikan dan dipandang sebelah mata. Bahkan, liga pun tidak ada.

Dengan mulai naik daunnya sepak bola wanita di lingkup global, publik menginginkan PSSI agar lebih peduli dan serius dalam mengurus dan membangun sepak bola wanita di Indonesia agar dapat bersaing.

Salah satu keinginan pecinta sepak bola dan tentunya para pemain sepak bola putri adalah diadakannya kembali liga putri, yang terakhir diadakan tahun 2019.

Namun harapan itu nampaknya harus dikubur terlebih dahulu. PSSI berencana baru akan menggelar liga putri di tahun 2026.

Melalui Ketua Umum (Ketum) PSSI Erick Thohir mengungkapkan bahwa pihaknya akan fokus untuk membangun timnas terlebih dahulu alih-alih membuat liga atau pembinaan.

Hal itu ia sampaikan usai menyaksikan pertandingan Piala Asia Wanita U17 antara Indonesia melawan Korea Utara di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali, Minggu (12/5).

"Saya perlu membangun timnasnya dulu. Mungkin kalau orang dibalik dari grassroot, kalau saya enggak, timnasnya dulu kita bangun. Grasrootnya, dengan melihat bahwa timnas kita ada hope, ada harapan, biasanya grassrootnya bangun." 

"Karena selama ini timnas putri tidak pernah terlihat, bagaimana kita membangunkan grassroot, atau masyarakat kita dari tidur, kalau dia melihat tidak ada harapan, nggak pernah ada apa-apa, nggak ada komitmen dari PSSI-nya." Ucap Erick Thohir ketika ditanya soal cara PSSI membina sepak bola putri.

Menurut Erick, dengan adanya timnas yang bagus, akan membangkitkan grassroot atau putri-putri yang berminat menjadi pemain sepak bola.

Ketika ditanya perihal pengambilan pemain untuk timnas selama tidak ada liga, Erick menjawab singkat, "Ya, TC."

Pernyataan Erick Thohir ini sontak mendapatkan banyak reaksi negatif dari masyarakat pecinta sepak bola. Banyak yang menganggap cara berpikir Ketum PSSI tersebut salah kaprah.

Untuk membuat sebuah bangunan yang bagus dan kuat tentu dibutuhkan pondasi yang kuat dan bahan-bahan berkualitas.

Begitu juga dalam membangun sebuah timnas yang bagus, dibutuhkan pemain-pemain berkualitas. Dan pemain-pemain berkualitas tersebut dihasilkan dari sebuah pembinaan, kompetisi, dan liga. 

Ingin membangun timnas yang bagus tentu tidak salah, tapi jika tidak dibarengi dengan adanya kompetisi (liga) dan pembinaan, mustahil akan tercipta timnas yang bagus yang bisa menginspirasi adek-adek putri.

Untuk level junior (U17) mungkin cara itu (membangun timnas dahulu) bisa bekerja, dengan menjadikan pelatihan timnas sebagai pembinaan. 

Namun, untuk level senior tidak, karena mereka butuh pengalaman bertanding, terlabih para pemain putri juga butuh kontrak profesional dengan klub untuk mendapatkan penghasilan, dan hal itu hanya bisa terjadi jika ada liga.

Perempuan-perempuan muda Indonesia sejatinya ogah jadi pemain bola dan lebih memilih olahraga lain bukan karena timnas putri tidak ada harapan, tapi karena tidak adanya kompetisi, event, dan liga profesional yang diadakan oleh PSSI.

Sebenarnya banyak perempuan-perempuan muda yang berminat jadi pesepakbola, tapi karena tidak adanya liga profesional akhirnya mereka memutuskan pensiun dini.

Tanpa adanya liga, pesepak bola putri tidak akan punya masa depan karena tidak ada liga berarti tidak ada klub yang mengontrak, tidak punya kontrak artinya tidak mendapatkan penghasilan.

Tanpa adanya liga, pemain tidak punya wadah untuk berkompetisi, pemain tidak punya jam terbang dan tidak bisa mengembangkan diri. 

Tanpa adanya liga, pelatih timnas akan kesulitan mendapatkan pemain berkualitas, dan tentu dirinya akan kesulitan membangun timnas yang bagus dan bisa bersaing.

Sehingga yang harusnya dilakukan PSSI untuk membangkitkan grassroot adalah membentuk ekosistem sepak bola putri lewat sebuah pembinaan, kompetisi usia muda, dan liga profesional.

Saat ini sudah mulai bermunculan pembinaan sepak bola putri yang dilakukan oleh swasta, sudah banyak juga SSB yang menyediakan kelas untuk putri, juga klub sepak bola putri independen. Ini semua harus didukung oleh PSSI.

PSSI tinggal menyiapkan wadah untuk para pemain tersebut berkompetisi dengan membuat liga semi-pro atau bahkan liga profesional yang bagus dan yang paling penting konsisten.

Dan untuk menggelar liga putri, PSSI tidak perlu menunggu klub Liga 1 (putra) membuat tim putri, karena saat ini banyak klub bola putri independen, mereka bisa jadi peserta liga putri. Tinggal PSSI mendorong dan mendukung agar klub tersebut semakin profesional.

Dengan adanya liga, nantinya akan muncul talenta-talenta hebat yang bisa menjadi tulang punggung tim nasional putri.

Baru, setelah itu coach Mochi (pelatih timnas putri) bisa membentuk dan membangun timnas yang bagus, yang bisa bersaing di level internasional dan tidak lagi menjadi bulan-bulanan.

Sekali lagi, tanpa adanya kompetisi dan liga, sulit untuk membangun timnas putri yang bagus dan bisa bersaing.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun