Mohon tunggu...
Ariq Ilham
Ariq Ilham Mohon Tunggu... Freelancer - Rookie Writer

23y | Olahraga - Lyfe - Vox Pop

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Timnas Indonesia Tidak Layak Kalah Telak

29 Januari 2024   09:32 Diperbarui: 29 Januari 2024   09:40 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Timnas Indonesia harus mengakhiri perjalanan mereka di Piala Asia 2023 usai takluk 4-0 atas Australia di babak 16 besar pada Minggu 28/1/2024.

Bisa dibilang hasil akhir ini tidak menggambarkan jalannya pertandingan secara keseluruhan, di mana Timnas Indonesia sebenarnya bisa mengimbangi juara Piala Asia 2015 tersebut.

Sebelumnya, Indonesia untuk pertama kalinya lolos ke fase gugur Piala Asia setelah menempati peringkat 3 klasemen grup D, dan menjadi salah satu tim peringkat 3 terbaik.

4 dari 6 tim peringkat 3 berhak mendapatkan tiket ke babak gugur atau babak 16 besar. 

Indonesia sendiri menjadi tim terakhir yang memastikan tiket ke babak 16 besar setelah Oman vs Kirgistan bermain imbang 1-1.

Indonesia yang memperoleh 3 poin hasil 1 kemenangan dan 2 kekalahan menempati peringkat 3 klasemen akhir grup D di atas Vietnam.

Sekaligus menempati posisi 4 klasemen peringkat 3 terbaik yang berhak melaju ke babak 16 besar.

Menjadi tim dengan ranking terendah yang lolos ke fase knock-out (146), Indonesia harus berhadapan dengan juara Piala Asia 2015 sekaligus tim yang langganan bermain di piala dunia, Australia (25).

Kendati ranking FIFA selisih 121, Timnas Indonesia bisa mengimbangi permainan cepat dan taktis Australia.

Bahkan di awal babak pertama, pasukan Garuda sempat mendominasi pertandingan dan mendapatkan beberapa peluang emas.

Bisa dibilang pertandingan lawan Australia, khususnya di babak pertama, jauh lebih baik dari pertandingan melawan Irak dan Jepang.

Namun sayang, pengalaman dan kematangan berbicara. Australia yang terus tertekan justru bisa mencetak gol terlebih dahulu.

Australia lebih efektif memanfaatkan peluang. Gol pertama mereka hasil defleksi pemain Indonesia, Elkan Baggot, setelah umpan tarik Jackson Irvine membentur kaki Baggot.

Kemudian gol kedua murni kecerdikan pemain Australia mencari celah dan juga kelengahan lini belakang Indonesia.

Di babak pertama, Australia unggul 2-0 hanya dengan melepaskan satu tembakan saja.

Di babak kedua Indonesia masih bisa mengimbangi permainan Australia, namun di separuh akhir babak kedua intensitas serangan Indonesia menurun.

Lalu di penghujung laga Australia berhasil menambah 2 gol lagi memanfaatkan penurunan konsentrasi para pemain Indonesia.

Australia akhirnya menang 4-0 dan melaju ke babak perempat final.

Hasil ini terlalu kejam dan menyakitkan bagi Indonesia. Indonesia tidak layak kalah 4-0. Skor tersebut terlalu telak dan kejam bagi Indonesia. Skor tersebut tidak menggambarkan jalannya pertandingan.

Kalau dilihat dari ranking dan pengalaman, memang Indonesia kalah jauh. Tapi dari segi permainan Indonesia tidak kalah, bahkan bisa mengimbangi.

Dilihat dari statistik pertandingan, Australia dan Indonesia cukup berimbang. Dari penguasaan bola, Australia hanya unggul tipis atas Indonesia, Australia 52% sedangkan Indonesia 48%.

Yang menjadi pembeda adalah finishing. Australia hanya melepaskan 7 tembakan tapi bisa mencetak 4 gol. Sedangkan Indonesia melepaskan 5 tembakan tapi tidak ada yang berbuah gol.

Lini depan memang menjadi masalah Timnas Indonesia. Setelah era Bambang Pamungkas dan Boaz Solossa, Timnas Indonesia kesulitan mendapatkan striker tajam yang haus gol.

Jika saja lini depan bisa menjalankan tugasnya dengan baik, lini belakang akan lebih fokus dalam menjaga pertahanan dan dapat meminimalisir kebobolan.

Namun pertandingan sudah berakhir, tidak ada yang perlu disesali. Apapun hasilnya, perjuangan mereka patut diapresiasi.

Datang sebagai skuat termuda dan ranking terendah kedua, Timnas Indonesia berhasil mengukir sejarah dengan lolos ke fase gugur untuk pertama kalinya.

Para pemain Garuda yang kebanyakan masih muda mendapatkan banyak pelajaran dan pengalaman berharga. Mereka bertanding melawan juara Asia Jepang, Irak dan Australia yang levelnya jauh di atas, serta mengalahkan tim terbaik Asia Tenggara, Vietnam.

Kini saatnya move on dari Piala Asia, dan mengalihkan fokus ke Kualifikasi Piala Dunia (WCQ) 2026. Masih ada 4 pertandingan lagi yang harus diperjuangkan.

Jika Indonesia bisa lolos ke ronde 3 WCQ, Indonesia otomatis lolos ke Piala Asia 2027, dan juga akan berkesempatan bertanding menghadapi tim-tim terbaik di Asia macam Jepang, Korea, Australia, di WCQ ronde 3.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun