Yang menjadi pembeda adalah finishing. Australia hanya melepaskan 7 tembakan tapi bisa mencetak 4 gol. Sedangkan Indonesia melepaskan 5 tembakan tapi tidak ada yang berbuah gol.
Lini depan memang menjadi masalah Timnas Indonesia. Setelah era Bambang Pamungkas dan Boaz Solossa, Timnas Indonesia kesulitan mendapatkan striker tajam yang haus gol.
Jika saja lini depan bisa menjalankan tugasnya dengan baik, lini belakang akan lebih fokus dalam menjaga pertahanan dan dapat meminimalisir kebobolan.
Namun pertandingan sudah berakhir, tidak ada yang perlu disesali. Apapun hasilnya, perjuangan mereka patut diapresiasi.
Datang sebagai skuat termuda dan ranking terendah kedua, Timnas Indonesia berhasil mengukir sejarah dengan lolos ke fase gugur untuk pertama kalinya.
Para pemain Garuda yang kebanyakan masih muda mendapatkan banyak pelajaran dan pengalaman berharga. Mereka bertanding melawan juara Asia Jepang, Irak dan Australia yang levelnya jauh di atas, serta mengalahkan tim terbaik Asia Tenggara, Vietnam.
Kini saatnya move on dari Piala Asia, dan mengalihkan fokus ke Kualifikasi Piala Dunia (WCQ) 2026. Masih ada 4 pertandingan lagi yang harus diperjuangkan.
Jika Indonesia bisa lolos ke ronde 3 WCQ, Indonesia otomatis lolos ke Piala Asia 2027, dan juga akan berkesempatan bertanding menghadapi tim-tim terbaik di Asia macam Jepang, Korea, Australia, di WCQ ronde 3.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H