Ansu Fati merupakan sosok pemain muda yang pernah menyita perhatian dunia karena bakat yang dimilikinya. Di usianya yang masih belia, ia mampu tampil hebat di klub sebesar Barcelona, dan mendapat panggilan untuk membela tim nasional Spanyol.
Pemain kelahiran 31 Oktober 2002 tersebut melakukan debut di tim utama Barca pada usia 16 tahun 298 hari, yang menjadikannya debutan termuda kedua Barcelona sepanjang sejarah klub ketika itu. Laga melawan Real Betis di jornada kedua La Liga musim 2019/2020 pada 25 Agustus 2019 menjadi panggung pertamanya.
Tidak butuh waktu lama, pada tanggal 31 Agustus 2019 Ansu Fati mencetak gol pertamanya bagi Barcelona di pertandingan melawan Osasuna, di usia 16 tahun 304 hari, yang menjadikannya pencetak gol termuda Barca dan termuda ketiga di La Liga. Ansu Fati juga menjadi pemain termuda dalam sejarah La Liga yang berhasil mencetak gol dan assist dalam satu pertandingan.
Di Liga Champions, Ansu Fati melakukan debutnya di usia 16 tahun 321 hari saat pertandingan melawan Borussia Dortmund, dan menjadikannya pemain Barcelona termuda yang tampil di Liga Champions. Tak hanya itu, pada 10 Desember 2019, saat pertandingan melawan Inter Milan di San Siro, Ansu Fati berhasil mencetak gol debut sekaligus gol kemenangan Barca atas Inter dalam kemenangan 2-1. Ini menjadikannya sebagai pencetak gol termuda dalam sejarah Liga Champions, yakni pada usia 17 tahun 40 hari.
Di akhir musim 2019/2020 atau musim pertamanya, Ansu Fati berhasil menorehkan total 8 gol di semua kompetisi untuk Barcelona.
Pada bulan Agustus 2020, Ansu Fati mendapat panggilan timnas senior Spanyol untuk pertama kalinya. Dan di pertandingan keduanya bersama timnas Spanyol, ia berhasil mencetak gol pertamanya untuk lagi-lagi menjadi pencetak gol termuda, kali ini bagi timnas Spanyol di usia 17 tahun 311 hari.
Awal musim 2020/2021 berjalan lancar bagi Ansu Fati, ia dipromosikan ke tim utama, dan di pertandingan pertama La Liga melawan Villareal ia langsung mencetak 2 gol dalam kemenangan 4-0. Di pertandingan selanjutnya pun ia juga mencetak gol dalam kemenangan tandang 3-0 atas Celta Vigo.
Tak berhenti di situ, pada pertandingan El Clasico pertama musim itu, Ansu Fati juga mencetak gol walau timnya kalah 1-3, dan itu menjadikannya pencetak gol termuda kedua El Clasico di usia 17 tahun 359 hari.
Ansu Fati telah menjadi salah satu pemain muda paling berbakat dan menjanjikan di dunia. Gaya bermainnya telah dibandingkan dengan sang legenda Lionel Messi. Ia adalah seorang penyerang serba bisa yang memiliki kemampuan menggiring bola yang baik, tendangan yang akurat, kecepatan dan juga fisik yang kuat, yang membuatnya sulit dihentikan. Tak ayal banyak yang menyebutnya bocah ajaib.
Melihat bakat yang ia miliki, klub dan fans pun menaruh haapan besar di pundak Ansu Fati. Mereka berharap ia bisa menjadi The Next Messi atau setidaknya menjadi pemain hebat yang membantu klub mendapatkan banyak gelar.
Namun petaka itu kemudian datang bagai petir yang menyambar. Pada tanggal 7 November 2020, di pertandingan melawan Real Betis, Ansu Fati mengalami cedera parah. Tes kemudian memastikan bahwa meniskus di kaki kirinya robek. Ia kemudian menjalani operasi dan harus absen selama 9 bulan.
Cedera panjang tersebut membuat fans was-was dan khawatir peforma Ansu Fati tidak akan sama lagi ketika kembali. Namun kekhawatiran tersebut seakan hilang ketika melihat Ansu Fati di pertandingan comebacknya pasca cedera panjang berhasil mencetak gol hanya beberapa menit setelah masuk, di pertandingan melawan Levante yang berakhir dengan kemenangan 3-0.
Namun ternyata itu hanya sesaat. Kemudian performanya mulai menurun, ia seperti bermain dengan hati-hati, dan kemudian ia cedera lagi. Kali ini ia mengalami cedera hamstring yang memaksanya menepi selama 3 bulan.
Kehilangan banyak waktu karena cedera membuat performanya menurun. Akurasi tembakan, kemampuan dribble, kelincahan dan kecepatannya kian menurun. Ansu Fati yang dulu dijuluki The Next Messi, kini seakan-akan kehilangan kepercayaan diri.
Barcelona sejatinya tidak ingin melepasnya, mereka masih menganggap Ansu Fati sebagai aset berharga yang akan kembali bersinar. Namun kini ia lebih sering menghuni bangku cadangan, sementara untuk bisa kembali ke performa tebaiknya ia butuh banyak kesempatan bermain.
Di Barcelona terlalu banyak tuntutan dan tekanan, sehingga "menepi" sejenak adalah opsi yang bijak. Oleh karenanya Barcelona mencoba untuk kembali "menyekolahkan" Ansu Fati. Dan Ansu Fati kini mulai legowo menerima kenyataan dan menerima opsi tersebut.
Barcelona kemudian meminjamkannya ke Brighton selama semusim tanpa opsi pembelian. Mereka berharap Ansu Fati bisa kembali bersinar dengan sekolah selama semusim di Brighton.
Bighton menjadi pilihan yang tepat, karena meski minim tekanan dan bukan klub besar, klub asuhan Roberto de Zerbi tersebut sedang naik daun dan musim ini akan mentas di Liga Europa.
Di usianya yang baru menginjak 20 tahun, Ansu Fati masih punya banyak waktu untuk memperbaiki diri, meningkatkan kepercayaan diri dan performa di lapangan. Karirnya masih panjang, dan kesempatan untuk kembali bersinar masih sangat besar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H