Mohon tunggu...
Putra Mario
Putra Mario Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Siapa-siapa

Orang yang Biasa-biasa Saja

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Kemahakuasaan Yesus

14 Januari 2025   09:09 Diperbarui: 14 Januari 2025   09:09 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selasa, 14 Januari 2025

Ibr 2:5-12; Mrk 1:21b-28

Bacaan Injil dalam liturgi hari ini menyuguhkan kisah yang memberikan tanda tentang kemahakuasaan Yesus yang sungguh nyata dan menakjubkan. Kemahakuasaan Yesus ini tidak hanya terlihat dalam mukjizat-Nya, tetapi juga dalam otoritas-Nya atas roh-roh jahat, yang menunjukkan bahwa Yesus, selain manusia, adalah juga Allah. Dia adalah Allah yang datang ke dunia ini untuk menyelamatkan umat manusia.

Ada kurang lebih tiga poin penting yang bisa kita renungkan terkait dengan kemahakuasaan Yesus. Perikop ini mengajarkan kita tentang siapa Dia sebenarnya.

Pertama, kemahakuasaan Yesus dalam mengajar. Kemahakuasaan Yesus ini terlihat ketika Dia berada di rumah ibadat di Kapernaum. Di sinilah Penginjil Markus memberikan kesaksian bahwa para pendengar Yesus sangat "takjub mendengar-Nya, sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, bukan seperti ahli-ahli Taurat" (ay. 22).

Yesus mengajar dengan kuasa, berbeda dengan para ahli Taurat yang hanya menyampaikan ajaran berdasarkan tradisi dan hukum yang diajarkan secara turun-temurun. Kuasa Yesus itu adalah otoritas. Atau katakanlah, kuasa Yesus adalah kehadiran aktif Tuhan, terkait dengan mencipta, membarui, maupun dalam hal menyelamatkan.

Kemahakuasaan Yesus yang terungkap pertama kali dalam cara Dia mengajar, yang tidak sekadar mengutip ayat atau hukum, tetapi mengajarkan kebenaran yang hidup. Dia berbicara dengan otoritas yang sudah melekat pada diri-Nya, yakni keallahan-Nya. Ini adalah bukti tanda Yesus bukan hanya seorang guru biasa, tetapi Dia adalah Anak Allah yang berbicara langsung dengan kuasa Ilahi.

Pada poin pertama ini, marilah kita, sebagai orang-orang beriman, mendengarkan pengajaran Yesus dengan hati terbuka, sebab setiap perkataan-Nya membawa kehidupan dan keselamatan. Firman-Nya membawa kesegaran bagi dunia yang tandus dan kering.

Kedua, kemahakuasaan Yesus atas roh jahat. Dalam Injil hari ini, Yesus menunjukkan kemahakuasaan-Nya atas roh-roh jahat. Roh-roh jahat itu sendiri mengenal dengan baik siapa itu Yesus. Roh-roh jahat itu mengenal Yesus tidak sekadar nama, tetapi menyadari bahwa Yesus adalah "Yang Kudus dari Allah" (ay. 24).

Dengan demikian roh-roh jahat ini takut dengan kuasa-Nya yang tak terbatas itu. Yesus, yang memiliki otoritas penuh, memerintahkan roh-roh jahat itu keluar dari tubuh orang. Roh-roh jahat itu takluk kepada Yesus.

Kemahakuasaan Yesus dalam menangani roh jahat ini menggambarkan bahwa Dia adalah Tuhan yang berkuasa atas segala sesuatu, bahkan atas dunia roh sekalipun. Tidak ada kuasa di dunia ini yang melebihi kuasa Yesus. Sebab kehadiran Yesus di dunia membawa otoritas yang mengatasi kuasa jahat.

Pada poin kedua ini, sebagai pengikut Yesus, marilah kita selalu mempercayakan diri pada Yesus yang memiliki kuasa atas segala sesuatu. Ketika kita menghadapi pencobaan dan gangguan dari roh jahat, kita bisa berpegang pada kuasa Yesus dan/atau meminta Yesus untuk menunjukkan kuasa-Nya dalam menaklukan kuasa gelap itu.

Ketiga, kemahakuasaan Yesus yang mengubah kehidupan. Orang-orang yang mendengarkan pengajaran Yesus dan menyaksikan pengusiran roh-roh jahat, pada akhirnya taat pada Yesus: "Apa ini? Suatu ajaran baru. Ia berkata-kata dengan kuasa. Roh-roh jahatpun diperintah-Nya dan mereka taat kepada-Nya" (ay. 27). Kuasa Yesus pada akhirnya mengubah hidup orang-orang menjadi lebih baik.

Kemahakuasaan Yesus bukan hanya untuk menunjukkan bahwa Dia lebih besar dari roh-roh jahat atau penyakit (memang itu penting), tetapi juga untuk menunjukkan bahwa Dia adalah Pembawa pembaruan dan keselamatan bagi umat manusia. Sebab memang tujuan Yesus datang adalah untuk keselamatan umat manusia. Nama Yesus sendiri artinya Allah menyelamatkan.

Kehadiran-Nya di tengah dunia ini adalah pembebasan bagi mereka yang terikat oleh dosa, penderitaan, dan kejahatan. Yesus datang untuk mengubah hidup kita dari kegelapan menuju terang, dari perbudakan dosa menuju kebebasan sejati. Untuk itu, "Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah pada Injil!" (Mrk 1:15).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun