Dari kisah para Majus ini, ada beberapa hal yang perlu untuk kita hidupi dalam kehidupan keberimanan kita. Pertama, kehadiran orang Majus yang datang mencari bayi Yesus menunjukkan bahwa penampakan Tuhan tidak terbatas hanya kepada orang-orang Israel saja, tetapi juga bagi seluruh umat manusia, tanpa memandang bangsa ataupun latar belakang. Tuhan menyatakan diri-Nya juga kepada orang-orang dari luar, yang tidak memiliki pengetahuan mendalam tentang janji Mesias, tentang hal-hal yang berkaitan dengan Mesias yang dijanjikan.
Kedua, para Majus tidak hanya datang untuk melihat bayi Yesus, tetapi mereka membawa persembahan. Mereka tidak datang dengan tangan hampa, tetapi dengan hati yang penuh rasa hormat dan penyerahan. Emas, kemenyan, dan mur adalah simbol dari pengakuan mereka terhadap siapa Yesus yang mereka temui: Raja, Imam Agung, dan Juru Selamat. Emas yang dipersembahkan menjadi tanda bahwa Yesus adalah Raja. Kemenyan yang sering digunakan dalam peribadatan menunjukkan bahwa Yesus adalah Imam Agung. Dan mur menjadi gambaran yang biasa digunakan bahan antisipasi bahwa kelak Yesus akan merelakan diri untuk wafat di salib sebagai Juru Selamat umat manusia.
Dan ketiga, mengikuti petunjuk Tuhan. Â Para Majus diperintahkan dalam mimpi untuk tidak kembali kepada Herodes. Mereka dengan taat mengikuti petunjuk tersebut, meskipun itu berarti mereka harus menempuh perjalanan yang jauh dengan cara yang berbeda dari yang semula direncanakan. Mereka memilih untuk setia pada apa yang Tuhan kehendaki.
***
Perayaan hari ini memberikan kita beberapa pesan penting. Pertama, para Majus adalah orang-orang yang berasal dari bangsa lain, dari suku lain, dari agama lain. Tetapi mereka datang dan kemudian menyembah Yesus, lalu memberikan hadiah untuk Yesus. Kita pun sebabai orang yang telah dibabtis mestinya melakukan hal yang sama untuk selalu datang kepada Tuhan. Hari Minggu adalah waktu terbaik untuk selalu berada dekat dengan Dia, yakni selalu datang merayakan Ekaristi.
Kedua, efeknya adalah, seperti dalam bacaan I, kita mengambil bagian dalam terang Tuhan sehingga kita menyinarkan sinat terang Tuhan kepada dunia. Untuk itu, kita diundang untuk menyambut terang itu, membiarkan-Nya menerangi kehidupan kita, dan menerangi kehidupan kita, dan menjadi saluran bagi terang tersebut kepada orang-orang yang ada di sekitar kita.
Tuhan sudah menampakkan diri kepada kita, marilah kita sambut Dia, sembari membarui komitmen kita untuk hidup sebagai saksi terang Tuhan, membawa kasih dan kebenaran-Nya ke tengah dunia ini...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H