Kamis, 20 Desember 2024
Yes 7:10-14; Luk 1:26-38
Kemarin kita mendengarkan bacaan Injil tentang Zakaria dan Elisabet yang menerima kabar gembira dari Tuhan. Isi kabar gembira tersebut adalah tentang kelahiran seorang anak dalam rumah tangga mereka. Yang menarik adalah kabar gembira tersebut datang di saat Zakaria dan Elisabet sudah lanjut usia. Selain itu, Elisabet adalah seorang perempuan mandul. Secara manusiawi, kita bertanya, bagaimana mungkin seorang yang lanjut usia dan mandul memiliki seorang anak?
Hari ini, dalam bacaan Injil, kita tampaknya bertemu dengan fenomena yang tampaknya cukup mirip, yakni dengan keputusan Allah yang berada di luar nalar manusia. Dalam bagian awal, kita melihat bahwa Allah memilih Maria, seorang perempuan muda dari Nazaret, untuk menjadi ibu dari Juruselamat dunia. Pilihan Allah ini tampaknya tidak biasa. Maria bukanlah seorang bangsawan atau perempuan terkenal.
Meskipun Maria hanyalah seorang perempuan muda, tetapi dia dipilih Allah dan dipersiapkan oleh Allah untuk menjadi ibu Tuhan. Peristiwa kelahiran Yesus yang akan datang melalui Maria adalah bagian dari rencana besar Allah untuk menyelamatkan umat manusia. Sungguh luar biasa, bahwa rencana Tuhan ini direspon dengan hati terbuka oleh Maria.
Ada dua hal yang bisa kita renungkan melalui bacaan Injil hari ini.
Pertama, bacaan Injil hari ini hendak menunjukkan bahwa kehendak Allah seringkali tidak sesuai dengan standar dunia. Allah dapat memilih siapa saja, dari mana saja, untuk melaksanakan rencana-Nya. Terkadang, kita mungkin merasa tidak layak atau tidak pantas untuk melayani Tuhan. Tetapi, apa yang terjadi dalam bacaan Injil hari ini mengingatkan kita bahwa Allah bekerja bukan berdasarkan kekuatan atau status kita, tetapi berdasarkan kasih-Nya yang tak terbatas dan rencana-Nya yang sempurna. Tuhan dapat memakai siapa saja, dalam segala kondisi, untuk memenuhi tujuan-Nya yang mulia.
Kedua, keterbukaan hati Maria kepada Allah tidak bergantung pada pemahaman rasional belaka, tetapi pada iman yang teguh dan kerendahan hati untuk mau bekerja sama dengan Allah. Sebagai orang yang percaya, kita juga dipanggil untuk memiliki iman yang sama, meskipun kita tidak selalu mengerti rencana Tuhan dalam hidup kita. Dengan iman yang kita miliki, kita diajak untuk bergerak melampaui rasionalitas kita bahwa Allah selalu bekerja di luar pemahaman kita dan Dia tahu yang terbaik bagi hidup kita.
Bacaan Injil hari ini mengajarkan kita tentang pentingnya merespon kehendak Allah dengan iman, kerendahan hati, dan ketaatan. Ketika Allah memanggil kita untuk suatu tugas atau rencana-Nya, kita tidak perlu takut dan ragu. Allah yang memilih kita juga akan memberikan segala yang kita perlukan utnuk melaksanakan kehendak-Nya. Karena segala sesuatu yang berasal dari Allah, pasti akan berhasil baik!
Mari kita minta Tuhan agar kita dimampukan untuk meneladani Maria dalam mendengar dan melayani kehendak Tuhan, dengan percaya bahwa bagi Allah tidak ada yang mustahil.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H