Mohon tunggu...
Putra Mario
Putra Mario Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Siapa-siapa

Orang yang Biasa-biasa Saja

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ketaatan Yusuf

18 Desember 2024   20:54 Diperbarui: 18 Desember 2024   20:54 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rabu, 18 Desember 2024

Yer 23:5-8; Mat 1:18-24

Dalam teks Matius 1:18-24, kita melihat contoh teladan ketaatan dari Yusuf yang patut kita renungkan. Yusuf, seorang yang benar dan penuh kasih, menghadapi situasi yang sangat membingungkan dan penuh tantangan. Maria, tunangannya, yang dia tahu tidak pernah berhubungan dengan laki-laki lain, ternyata mengandung seorang anak. Coba bayangkan, Anda memiliki tunangan, tiba-tiba mengandung seorang anak. Rasanya pasti pahit sekali. Bagaimana mungkin dia bisa menerima kenyataan ini tanpa mempertanyakan atau bahkan menuntut penjelasan? Akan tetapi, dia memilih untuk diam, bahkan berencana menceraikan Maria dengan cara yang penuh hormat, karena dia tidak ingin mencemarkan nama baik Maria.

Namun, Yusuf mendengarkan perintah Tuhan melalui malaikat yang menampakkan diri dalam mimpinya. Perintah tersebut jelas dan tegas, untuk mengambil Maria sebagai istrinya dan menerima anak yang dikandungnya sebagai anaknya sendiri. Tanpa ragu atau bertanya lebih lanjut, Yusuf menuruti perintah itu dengan segera. Sampai di sini sangat jelas, Yusuf sungguh-sungguh taat pada kehendak Tuhan.

Apa yang bisa kita pelajari dari ketaatan Yusuf?

1. Ketaatan kepada Tuhan dalam situasi yang di luar nalar. Yusuf menunjukkan bahwa ketaatan kepada Tuhan bukanlah hal yang mudah, terutama ketika kita menghadapi situasi yang di luar nalar atau tidak masuk akal menurut pemikiran manusia. Namun, ketaatan yang sejati datang ketika kita memilih untuk mempercayai Tuhan sepenuhnya, meski kita tidak tahu sepenuhnya rencana-Nya.

2. Ketaatan yang didasari oleh iman. Ketaatan Yusuf bukan hanya didasarkan pada penjelasan rasional atau bukti-bukti yang nyata, tetapi pada iman kepada Tuhan yang mengutus malaikat-Nya. Ketika kita taat kepada Tuhan, kita juga harus belajar untuk mempercayakan segala sesuatu kepada-Nya, meski dalam ketidakpastian.

3. Ketaatan yang memuliakan Tuhan. Dengan ketaatannya, Yusuf menjadi bagian dari rencana besar Tuhan untuk menyelamatkan umat manusia melalui kelahiran Yesus. Ketaatan kita juga memiliki dampak yang lebih besar dari yang kita bisa bayangkan, ketika kita memilih untuk mengikuti panggilan Tuhan dalam hidup kita.

4. Ketaatan yang penuh pengorbanan. Yusuf tahu bahwa dengan mengambil Maria sebagai istri dan menerima anak yang bukan darah dagingnya, dia mungkin akan menghadapi kesulitan dan cemoohan dari orang lain. Tetapi dengan penuh kesadaran, dia tetap memilih untuk taat. Ketaatan kepada Tuhan sering kali memerlukan pengorbanan dan keberanian untuk berdiri teguh pada prinsip Tuhan, meskipun itu berarti berhadapan dengan tantangan dan penolakan dari dunia.

Dalam hidup kita sehari-hari, kita juga sering dihadapkan pada pilihan yang menguji ketaatan kita kepada Tuhan. Belajar dari sosok Yusuf, kita dipanggil untuk mendengarkan suara Tuhan dan menaati-Nya dengan sepenuh hati, meskipun jalan yang harus kita tempuh tidak selalu mudah.

Mari kita belajar dari ketaatan Yusuf dan mengingat bahwa ketika kita taat kepada Tuhan, kita tidak hanya memuliakan-Nya, tetapi kita juga menjadi bagian dari rencana besar-Nya yang penuh kasih dan keselamatan. Semoga hidup kita juga mencerminkan ketaatan yang sejati kepada Tuhan, apapun tantangan yang kita hadapi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun