Mohon tunggu...
Putra Mario
Putra Mario Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Siapa-siapa

Orang yang Biasa-biasa Saja

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Transformasi Diri

8 Desember 2024   16:15 Diperbarui: 8 Desember 2024   16:19 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Di perbatasan menuju hidup baru (Dok. Pribadi)

Minggu, 8 Desember 2024

Bar 5:1-9; Flp 1:4-6,8-11; Luk 3:1-6

Dalam tradisi perempuan Israel, ketika ada suami atau anak yang meninggal, ibu-ibu akan mengenakan pakaian berkabung, menutupi kepalanya dengan kerudung. Dengan perasaan sedih yang mendalam, mereka akan duduk di tanah, mereka tidak menyiapkan makanan, tidak mencuci, dan tidak mengurapi diri dengan parfum. Yang mereka lakukan adalah gambaran tentang keputusasaan.

Yerusalem sering digambarkan sebagai seorang wanita. Ketika orang-orang Israel dibawa ke pembuangan, Yerusalem sebagai ibu tentu sangat sedih. Itulah mengapa dalam nubuatan nabi Barukh, Yerusalem diminta untuk mengganti pakaian kesedihan dan kesengsaraan. Pakaian itulah yang dipakai Yerusalem untuk menangisi anak-anaknya yang telah direnggut dari pelukannya dengan kekerasan yang brutal, dan yang dibawa ke pembuangan untuk dijadikan budak. Yerusalem bak seorang perempuan yang duduk bersedih, diselimuti kain kabung dan menolak kata-kata penghiburan.

Bertahun-tahun hidup di pembuangan, Allah kemudian membangkitkan nabi dari antara orang-orang yang terbuang untuk mengabarkan sukacita kepada Yerusalem bahwa perkabungan akan segera berakhir. Tanda dari berakhirnya perkabungan adalah, sebagaimana dikatakan nabi Barukh, pergantian pakaian dari pakaian kesedihan dan kesengsaraan dengan perhiasan kemuliaan Allah.

Selain diminta mengganti pakaian lusuh dengan pakaian perhiasan kemuliaan Allah yang berkilauan, Yerusalem mengganti nama dengan nama baru, yakni "Damai Sejahtera Hasil Kebenaran" dan Kemuliaan Hasil Takwa". Pergantian nama ini sebenarnya, dalam Kitab Suci, menunjukkan kepribadian yang baru. Misalnya pergantian nama "Abram" ke "Abraham". Untuk orang Israel sendiri, nama itu selalu punya arti mendalam untuk yang punya nama tersebut. Itulah mengapa saat memberi nama, Gereja mengajarkan agar orangtua harus memberikan nama dari santo/a untuk anak-anak.

Satu pelajaran penting yang hendak diperlihatkan kepada kita di sini adalah transformasi hidup dari dukacita ke sukacita. Nubuat Barukh ini merupakan panggilan untuk meninggalkan segala rasa putus asa, dosa, dan kebiasaan lama yang menjauhkan kita dari Tuhan. Dan inilah langkah pertama untuk mempersiapkan jalan bagi Tuhan agar Dia dapat masuk dalam hidup kita.

Kemudian dalam bacaan Injil, kita mendengarkan seruan dari Yohanes Pembaptis. Salah satu hal menarik dari kisah Injil hari ini adalah profil tempat di mana Yohanes bernubuat, yakni di Padang Gurun dan di Sungai Yordan. Pertama, padang gurun merupakan tempat yang sakral untuk orang Israel. Padang gurun adalah tempat yang melambangkan keterasingan, kesepian, dan tantangan.

Yohanes Pembaptis justru memulai pelayanannya di tempat ini, tempat yang bagi orang Israel penuh dengan kenangan dan ikatan emosional, sebab di padang gurun, selama 40 tahun mereka belajar banyak hal: belajar untuk melepaskan diri dari segala sesuatu yang tidak berguna karena hanya menjadi beban yang tidak berguna untuk dibawa sepanjang perjalanan; mereka belajar untuk bersolider dan berbagi dengan saudara-saudari mereka; dan terutama mereka belajar untuk mempercayai Allah. Di padang gurunlah orang Israel percaya bahwa Allah selalu menyertai perjalanan hidup mereka.

Jadi, padang gurun menjadi semacam tempat untuk bertransformasi diri untuk menjadi semakin dekat dengan Allah. Sejarah hidup bakti di mulai dari padang gurun. Yesus memulai karya-Nya dengan mengadakan sedikit retret di padang gurun. Kesimpulannya, hidup baru dimulai dari padang gurun. Inilah alasan mengapa Yohanes Pembaptis muncul dari padang gurun, sebab dia menginginkan suatu hidup yang sama sekali baru. Yang buruk-buruk ditinggalkan.

Tempat kedua adalah Sungai Yordan. Sungai Yordan sendiri bukanlah tempat yang sering dikunjungi orang. Sungai Yordan bukanlah tempat penting, baik untuk jalur komunikasi, untuk irigasi, maupun untuk kehidupan. Sungai Yordan tidak seperti Sungai Nil yang menjadi jalur penting di Mesir. Namun, bagi orang Israel, Sungai Nil memiliki sejarah, yakni ketika Yosua memimpin orang-orang Israel memasuki tanah terjanji, meski hanya menjadi pembatas.

Wilayah perbatasan inilah yang dipilih oleh Yohanes Pembaptis untuk misinya. Dalam upacara pembaptisan yang dilakukannya, ia ingin semua orang mengulangi gerakan masuk, dengan menyeberangi Sungai Yordan, menuju tanah terjanji. Ia ingin mempersiapkan umat yang siap menyambut keselamatan dari Allah, siap untuk memasuki Tanah Perjanjian yang sesungguhnya.

Itulah sebabnya ia meminta setiap orang untuk mengambil keputusan yang tegas untuk mengubah cara berpikir dan hidup secara radikal. Dalam arti, orang harus bertobat. Harus ada transformasi diri, yakni dari menyeberangi batas dari cara hidup lama ke cara hidup baru. Sebab cara hidup baru adalah tanah terjanji.

Pertobatan merupakan usaha manusia untuk memulihkan hubungan dengan Tuhan. Suara Yohanes adalah panggilan untuk bertobat, kembali kepada kepada Tuhan, membuka hati agar dapat dipenuhi oleh kasih dan pengampunan-Nya. Dengan demikian, kita menjalani suatu hidup baru.

Untuk merayakan pertobatan itu, penting bagi kita untuk pergi menuju bilik pengakuan. Sakramen Pengakuan Dosa atau Sakramen Tobat adalah ruang Kerahiman Allah di mana hubungan yang kudus antara Allah dengan kita terjalin erat kembali. Masa Adven ini menjadi momen terbaik untuk merayakan Sakramen Tobat. Pergilah, dan jangan berlambat!

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun