Jumat, 6 Desember 2024
Yes 29:17-24; Mat 9:27-31
Harapan adalah salah satu kekuatan terbesar dalam hidup manusia dalam menjalani hidupnya. Dalam keadaan yang paling gelap sekalipun, harapan dapat menjadi cahaya yang memandu kita menuju masa depan yang lebih baik. Harapan dapat menjadi jalan keluar ketika semua jalan yang terbentang di depan kita malah buntu. Pertanyaannya, di mana letak harapan itu?
Jawaban atas pertanyaan ini dapat kita temukan dalam bacaan Injil hari ini. Bacaan Injil pada hari ini mengisahkan tentang Yesus yang menyembuhkan dua orang buta. Saat Yesus berada di dekat mereka, keduanya berseru: "Kasihanilah kami, hai Anak Daud". Seruan ini menunjukkan iman mereka yang begitu kuat kepada Yesus sebagai Mesias, sekaligus kerinduan mendalam untuk mengalami kuasa Yesus, yakni kesembuhan, agar mereka bisa melihat.
Menariknya, mereka tidak menyerah meski harus mengikuti Yesus sampai ke dalam rumah. Tindakan dua orang buta ini patut diapresiasi. Sebab mereka sungguh yakin dan percaya bahwa pengharapan mereka akan terpenuhi oleh karena Yesus. Dan memang benar, pengharapan yang teguh dari dua orang buta ini akhirnya terjawab ketika Yesus menyentuh mata mereka sembari berkata, "Jadilah kepadamu menurut imanmu".
Terdapat beberapa hal yang ingin penulis bagikan terkait dengan kisah Injil hari ini. Pertama, pengharapan berakar pada iman. Kedua orang buta dalam bacaan Injil hari ini menunjukkan iman mereka yang begitu besar. Hal tersebut terungkap lewat pengakuan mereka akan Yesus sebagai Anak Daud dan tindakan mereka dalam mengikuti Yesus sampai ke dalam rumah. Keduanya percaya bahwa Yesus mampu mengadakan mukjizat atas diri mereka, yakni mukjizat kesembuhan.
Dan hal itu terbukti ketika Yesus menyembuhkan mereka, Dia berkata, "Terjadilah padamu menurut imanmu". Iman membuat mereka berusaha untuk selalu berada di dekat Yesus. Iman kedua orang buta itu menghasilkan ketekunan agar mereka selalu mengusahakan diri agar selalu mencari Tuhan, selalu berada dekat dengan Tuhan, selalu menaruh kepercayaan kepada Tuhan.
Pengharapan, bagaimana pun, mesti berakar pada iman. Sebab, dunia gemar menampilkan diri sebagai jawaban, tetapi semua itu tidak tetap, dan tidak pernah sempurna. Dua orang buta dalam bacaan Injil hari ini mengingatkan kita untuk menaruh harapan secara sungguh pada Yesus dengan iman yang kuat. Karena Tuhan Yesus selalu setia pada janji-Nya. Ketika kita menaruh iman kepada-Nya dan sungguh-sungguh bertekun dan menggantungkan diri sepenuhnya kepada Dia, harapan kita tidak akan pernah berakhir sia-sia.
Kedua, pengharapan yang berakar pada iman akan tergenapi. Jawaban Yesus dalam bentuk mukjizat kesembuhan merupakan buah dari ketekunan iman. Meski membutuhkan usaha ekstra, kedua orang buta itu pada akhirnya bisa sembuh dan bisa melihat dunia. Pengharapan kedua orang buta ini tidaklah sia-sia. Pengharapan itu pada akhirnya menghasilkan keindahan dalam hidup mereka.
Dari kisah ini, kita bisa melihat bahwa menaruh pengharapan pada Tuhan Yesus bukanlah sesuatu yang sia-sia. Pengharapan kepada Tuhan Yesus bukan sekadar keinginan atau optimisme kosong. Pengharapan pada Tuhan Yesus adalah sesuatu yang hidup. Dia selalu menjawab dengan kasih yang tak pernah gagal. Ketika kita mulai menaruh kepercayaan penuh kepada-Nya, Dia pasti menjawab sesuai dengan waktu dan cara-Nya yang sempurna.
Semoga hari ini, kita mau membuka hati kepada Tuhan Yesus, beriman sungguh kepada Dia, mendengarkan panggilan Dia, menggantungkan diri kepada Dia, dan menaruh pengharapan kepada Dia. Dua orang buta sudah memberikan kesaksian mereka terkait dengan pengharapan mereka pada Tuhan Yesus. Sekarang saatnya bagi kita untuk merasakan kebaikan Tuhan Yesus.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H