Mohon tunggu...
Putra Mario
Putra Mario Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Siapa-siapa

Orang yang Biasa-biasa Saja

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Berkat Tuhan

4 Desember 2024   07:52 Diperbarui: 4 Desember 2024   07:53 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rabu, 4 Desember 2024

Yes 25:6-10a; Mat 15:29-37

Bacaan Injil pada hari ini mengisahkan tentang Yesus yang memberi makan empat ribu orang hanya dengan tujuh potong roti dan beberapa ikan kecil. Mukjizat ini dengan jelas menunjukkan bagaimana Tuhan adalah sumber segala berkat dan rejeki dalam hidup kita. 

Tidak ada yang mustahil bagi-Nya, dan Dia mampu mencukupi kebutuhan kita, bahkan ketika kita berada di tengah keterbatasan. Dan semua itu dilandasi oleh rasa cinta-Nya yang mendalam terhadap manusia.

Mari kita pelajari beberapa hal penting dari kisah Yesus dalam bacaan Injil hari ini.

Pertama, dalam kisah ini, Yesus menunjukkan kepedulian-Nya kepada orang banyak yang telah mengikuti-Nya selama tiga hari. Mereka yang mengikuti Yesus ini kemudian lapar dan membutuhkan makanan. Yesus yang peduli tidak ingin membiarkan mereka pulang dalam keadaan perut kosong. Kepedulian itu tampak lewat ucapan Yesus sendiri: "Hati-Ku tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak itu" (Mat 15:32). 

Dengan rasa cinta-Nya yang begitu besar kepada mereka, Yesus kemudian memberi mereka makan.

Perasaan cinta dan kepedulian Yesus ini mengingatkan kita bahwa Tuhan selalu peduli dengan kebutuhan kita, baik kebutuhan jasmani maupun kebutuhan rohani. Allah adalah sumber segala sesuatu yang kita perlukan, dan Dia tahu apa yang terbaik untuk kita.

Kedua, orang-orang yang mengikuti Yesus itu memperoleh makanan oleh karena mereka meninggalkan kenyamanan mereka hanya demi mengikuti Yesus, demi dekat dengan Yesus, demi dapat merasakan sentuhan kasih dari Yesus yang menyembuhkan. Pada ayat 30-31, Penginjil Matius memberikan kesaksiannya bahwa ada mereka yang datang berbondong-bondong itu membawa serta orang sakit dengan penyakitnya masing-masing. 

Dan mereka takjub dengan perbuatan tangan Yesus.

Kehendak yang kuat untuk berada dekat dengan Yesus menjadi langkah awal orang banyak untuk mendapat berkat khusus dari Tuhan Yesus. Tentu saja ini menjadi pengingat bagi kita bahwa berkat Tuhan sering kita alami saat kita memilih untuk hidup dekat dengan-Nya. 

Dengan dengan Tuhan dalam konteks kita saat ini adalah meluangkan waktu untuk berdoa dan menyembah Dia dalam devosi, khususnya dalam Ekaristi; membaca dan merenungkan Sabda Ilahi-Nya yang penuh daya hidup; dan menjalani hidup sesuai dengan kehendak-Nya.

Dan ketiga, dalam kisah mukjizat ini, Yesus memberi makan hanya dengan menggunakan sedikit makanan, yakni hanya tujuh roti dan hanya beberapa ikan kecil. Tetapi, dari yang sedikit itu, Yesus justru mampu memberikan makanan kepada begitu banyak orang. 

Yang sedikit, yang terbatas itu, justru diangkat oleh Yesus untuk menjadi berkat bagi banyak orang. Dan ingat, semua yang makan merasa kenyang, dan bahkan masih meninggalkan sisa hingga beberapa bakul (bdk Mat 15:36-37).

Kisah mukjizat ini mengingatkan kita bahwa segala sesuatu yang kita miliki, apabila sudah berada di tangan Tuhan, pasti akan menjadi berkat bagi orang lain. Tuhan dapat menggunakan apa pun yang kita miliki, sedikit dan sekecil apa pun itu, untuk menjadi saluran berkat bagi banyak orang. 

Bahkan diri kita sendiri, jika sudah berada di tangan Tuhan, diri kita bisa menjadi berkat untuk orang lain. Tugas kita mudah, yakni mempersembahkan semua yang ada pada diri kita dengan penuh syukur, dan Tuhan akan memberkati serta melipatgandakannya agar menjadi berkat bagi banyak orang.

Semoga hari ini kita menggerakan hati untuk mengarahkan dan mendekatkan diri pada Tuhan Yesus. Percayalah, jika kita semakin dekat dengan Yesus, berkatnya akan datang secara nyata dalam hidup kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun