Mohon tunggu...
Mario F. Cole Putra
Mario F. Cole Putra Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Siapa-siapa

Orang yang Biasa-biasa Saja

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Pemimpin dan Perihal Pertemuan Wajah

23 September 2021   07:29 Diperbarui: 23 September 2021   07:31 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keberadaan Joko Widodo sebagai Kepala Negara Republik Indonesia memberi angin segar bagi segenap masyarakat Indonesia. Bagaimana tidak, gebrakan-gebrakan maha dahsyat yang diambil Jokowi benar-benar menyentuh masyarakat, dari masyarakat dengan ekonomi baik, sampai yang ekonominya lemah.

Tidak sedikit dari gebrakan-gebrakannya itu adalah hasil dari sentuhan langsung wajahnya dengan wajah masyarakat. Kita bisa lihat sepak terjang Jokowi semenjak beliau didapuk sebagai pemimpin kota Solo, berlanjut ke panggung mewah Jakarta, hingga singgasana tertinggi Indonesia. Tidak jarang dia bertemu langsung, kemudian membuat suatu kebijakan atas fenomena yang ditemuinya.

Inilah hebatnya Jokowi. Pria kelahiran Surakarta, 21 Juni 1961 silam itu memang memiliki hasrat yang begitu tinggi untuk membuat kebijakan berdasarkan situasi yang ditemuinya langsung. Apa yang dibuatnya itu melahirkan yang namanya blusukan, satu istilah yang begitu kuat melekat pada sosok Jokowi.

Pertemuan antar wajah yang terjadi antara Jokowi dengan masyarakat yang ditemuinya. Wajah masyarakat yang ditemuinya menyandera Jokowi untuk segera membantu mereka. Dan, Jokowi langsung bertanggungjawab total atas wajah masyarakat. Tanggungjawab total terlihat dari kebijakan-kebijakannya, baik yang langsung diambilnya saat itu juga, maupun dalam rapat-rapat.

Dengan blusukan dan bertemua langsung dengan wajah masyarakat, Jokowi hendak menunjukkan bahwa ada yang lain yang perlu mendapat pertolongannya. Dalam arti bahwa Jokowi memiliki tanggungjawab terhadap yang lain, terhadap masyarakat yang ditemuinya.

Dengan demikian, jelaslah bahwa kita bisa melihat bagaimana seorang Jokowi bertindak dan bersikap di depan orang yang ditemuinya. Tak tanggung-tanggung jumlah dana yang dikeluarkannya. Bahkan kalau mau, dana langsung disalurkan saat itu juga kepada masyarakat atau dia meminta kepada yang berkepentingan untuk mencairkan dana kepada masyarakat.

Jokowi adalah segelintir pemimpin yang berani turun ke masyarakat, melihat realitas untuk kemudian menyelesaikan problem yang sedang dihadapi masyarakatnya. Penulis membayangkan bagaimana para kepala daerah yang lain. Mereka memiliki wilayah kerja yang relative kecil, sehingga seharusnya merekalah yang paling cepat menanggapi situasi masyarakat.

Maka luculah bila seorang seperti Suroto meminta bantuan Jokowi untuk mengatasi permasalahnnya. Jokowi pun, dengan cepat langsung menyelesaikan permasalahan yang ada. Memang aneh, sebab ada birokrat yang seharusnya bisa menyelesaikan masalah di daerahnya. Entahlah, apakah birokrat di daerah itu tidak mendapat laporan langsung dari Suroto ataukah kurang tanggap dengan situasi (atau barangkali enggan bertemu wajah masyarakatnya)?

Sekiranya ke depan para pemimpin-pemimpin kita mau bertemu langsung dengan masyarakatnya, menyerap aspirasi langsung dari masyarakat dan berani mengambil kebijakan, entah langsung saat itu juga (jika urgen) maupun dalam rapat (jika itu butuh pertimbangan).

Di masa pandemic seperti sekarang ini, masyarakat kelas bawah sangat membutuhkan bantuan materil. Maka, para pemimpin daerah perlu sadar dan merasa bahwa ada wajah yang lain yang membutuhkan bantuan mereka. Di momen inilah anggaran besar dari pusat disalurkan untuk perut mereka. Bukan untuk perut sendiri, apalagi untuk hiasan di tubuh, di dinding rumah, atau di parkiran rumah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun