Secara harafiah, kata bijak ini memiliki arti "Ketika kucing tidak ada, para tikus berdansa".
Dari arti harafiahnya saja kita sudah bisa menangkap makna dari peribahasa tersebut. Kucing kalau tidak ada di rumah, tikus-tikus akan dengan leluasa berlarian ke sana kemari. Mereka benar-benar mendapat ruang untuk bisa bereksplorasi dalam rumah.
Seperti dalam peribahasa Spanyol itu, tikus-tikus berdansa ria. Mereka tidak peduli dengan barang-barang yang mereka ambil dari si pemilik rumah. Yang penting mereka kenyang dan terus berpesta ria.
Beda kalau kucing ada. Kalau kucing ada, tikus-tikus akan ketar-ketir. Kendatipun mereka bisa memakan beberapa barang, itu tidak dalam jumlah banyak. Lama-lama mereka akan kapok karena kucing ada di situ juga. Lama-lama juga tikus-tikus itu menghilang dan tidak berani masuk rumah.
Itulah kondisi ideal kalau kucing itu ada dan sehat. Tapi dalam konteks rumah Indonesia, kucing kita ada hanya saja sedang sakit, dan di saat bersamaan, tikus-tikus sedang berpesta dan berdansa.
Kita hanya bisa berharap semoga kucing itu bisa sehat kembali dan menujukkan wajah garangnya dalam memberantas tikus-tikus itu dari rumah Indonesia. Karena Indonesia bukan rumah pesta untuk tikus-tikus.
Tunggu tanggal mainnya, hai tikus-tikus...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H