Tetapi, Italia kembali membuat gol lewat Matteo Pessina di menit ke-105. Dengan gol itu, di menit ke-105 juga Foda menggantikan dua pemain sekaligus. Michael Gregoritsch masuk menggantikan Xaver Schlager dan Louis Schaub masuk menggantikan Florian Grillitsch.
Pergantian yang dilakukan Foda baru berbuah pada menit ke-115 lewat pemain penggantinya Sasa Kalajdzic.
Harus diakui bahwa Austria bermain sangat baik dalam menyerang maupun bertahan. Akan tetapi, pergantian yang dilakukan Foda adalah pergantian yang terlambat. Foda tidak jeli melihat apa kekurangan tim selama waktu normal berjalan dan tidak berani membuat keputusan untuk merombak skuad saat pertandingan waktu normal berlangsung. Justru ketika sudah kebobolan baru terjadi pergantian.
Sedangkan di pihak Italia, laga melawan Austria ini adalah ultimatum. Italia tampaknya menganggap remeh Austria. Hal itu terbukti dari kebijakan formasi yang dibuat oleh Mancini. Pada laga melawan Austria, Mancini menggunakan beberapa pemain yang berbeda.
Dalam empat laga di Euro 2020 ini, Mancini kelihatan tidak memiliki formasi andalan. Tak apa bila Mancini masih bongkar pasang skuad pada babak penyisihan grup mengingat permainan masih seputar kumpul poin dan lawan-lawan mereka di grup A tidak terlalu kuat. Namun, di babak knock-out ini, sangat fatal bila masih bongkar pasang skuad.
Beruntung bagi Italia karena masih lolos ke babak 8 besar. Laga melawan Austria adalah PR untuk Mancini. Kalau memang mau bongkar pasang skuad, tempatnya bukan di fase serius ini. Ada laga persahabatan, laga uji coba, dan kualifikasi yang bisa dipakai sebagai momen untuk bongkar pasang skuad.
Semoga Mancini tidak lagi mengadakan perjudian di bagian formasi pada babak 8 besar karena lawan mereka nantinya adalah pemenangan antara Belgia vs Portugal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H