Mohon tunggu...
Mario F. Cole Putra
Mario F. Cole Putra Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Siapa-siapa

Orang yang Biasa-biasa Saja

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Sepak Bola dan Kemanusiaan: Dari Eriksen Menuju Seluruh Dunia

21 Juni 2021   12:12 Diperbarui: 22 Juni 2021   11:52 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: seputarcibubur.pikiran-rakyat.com

Sepak bola memiliki suatu nilai yang berbeda. Sepak bola bisa mengajak semua orang untuk larut, berempati dan menciptakan aksi dalam rasa kemanusian.

Pada Euro 2020 laga grup B, yang mempertemukan Denmark vs Finlandia, Sabtu (12/6) lalu, Christian Eriksen terjatuh di tengah lapangan. Eriksen mengalami kolaps. Beberapa pemain dan juga wasit yang mengetahui kejadian itu langsung memanggil tim medis agar Eriksen mendapat pertolongan pertama.

Para pemain dari kedua kubu langsung bergerak menuju Eriksen. Terkhusus para pemain Denmark, mereka langsung membentuk barisan berbentuk lingkaran, sembari memberi perlindungan kepada Eriksen. Beberapa pemain yang tidak kuasa melihat Eriksen, membalikan badannya, juga menutup wajah seakan tidak percaya dengan yang sedang dialami Eriksen: antara hidup atau mati.

Para penonton yang berada di stadion juga merasa tidak percaya dengan apa yang sedang terjadi di lapangan stadion Parken, kota Kopenhagen, Denmark itu. Banyak dari mereka yang tak kuasa membendung air mata.

Ketika Eriksen mendapat pertolongan pertama, pertandingan dihentikan. Cukup lama pemberhentian itu. Bahkan setelah Eriksen ditandu keluar. Namun, berdasarkan kesepakatan kedua tim, permainan dilanjutkan lagi.

Hal yang menarik muncul dalam lanjutan pertandingan itu. Rasa kemanusiaan atas kejadian yang menimpa Eriksen itu bermunculan. Pertama, Joel Pohjanpalo mencetak gol ke gawang Kasper Schmeichel di menik ke-60. Namun, Pohjanpalo memilih untuk tidak berselebrasi sebagai bentuk penghormatannya kepada Eriksen.

Kedua, para suporter dari kedua kubu saling memberikan dukungan. Dukungan tidak lagi terbagi kepada timnas Denmark dan timnas Finladia, tetapi untuk Eriksen. Penonton meneriakan nama Christian Eriksen secara bergantian, sebagai sebuah dukungan, support, dan doa.

Rasa kemanusiaan itu tidak berhenti ketika peluit akhir ditiupkan wasit. Di ruang maya, begitu banyak doa yang dipersembahkan untuk mantan pemain Tottenham Hotspur itu. Harapannya hanya satu: semoga Eriksen cepat sembuh.

Di tempat lain, ketika pertandingan grup B sedang berlangsung, rekan setim Eriksen di Inter Milan, Romelo Lukaku mempersembahkan golnya untuk rekannya itu. Ketika itu, Lukaku sedang berjuang bersama Belgia melawan Russia.

Rasa kemanusiaan untuk Eriksen kembali ditampilkan ketika Denmark berhadapan dengan Belgia. Sebuah spanduk besar berbentuk baju, bernomor punggung 10, dengan nama Eriksen dipamerkan. Juga pada menit ke-10, kedua tim berhenti sejenak, bersama para penonton, memberi tepuk tangan sebagai bentuk penghormatan dan support mereka untuk pemain kelahiran Middlefart, Denmark, 14 Februari 1992 itu.

Dari cerita kolapsnya Eriksen ini, terlihat bahwa rasa kemanusiaan itu begitu kuat. Orang-orang di sekitar sepak bola bersatu harapan untuk seorang Eriksen.

Akan tetapi, dari kejadian Eriksen itu, sepak bola sedang mengundang kita untuk melihat bahwa ada begitu banyak kisah kemanusiaan yang sedang terjadi. Dunia ini menyimpan begitu banyak kisah tragis tentang kemanusian yang perlu juga dilihat oleh mata, dan perlu ada rasa yang menyentuh mereka.

Ada begitu banyak orang Etiophia yang setiap hari terpaksa pergi ke Arab Saudi hanya demi mempertahankan hidup. Tetapi, mereka terpaksa secara illegal melintas ke Djibouti untuk mendapat tumpangan kapal menuju Yaman. Untung-untung bisa perjalanan ke Yaman baik-baik saja. Tetapi bila cuaca begitu panas, tidak ada bekal, bisa mati di tengah jalan. Untung-untung bisa melintas ke Arab Saudi karena Yaman adalah daerah konflik. Banyak dari mareka yang justru terhenti perjalanan di Yaman karena terdampak perang di sana.

Ada begitu banyak orang yang mendapat tindakan rasial. Bukan hanya mereka yang berkulit gelap saja, mereka yang berdarah Asia juga menjadi sasaran rasial. Ada begitu banyak luka tersayat dan nyawa melayang yang terjadi dalam konflik-konlfik berdarah, dalam perang. Ada begitu banyak orang yang tidak bisa makan, bahkan untuk sesuap nasi saja.

Itulah segelintir kisah kemanusiaan kita masih perlu dilihat. Mata kemanusiaan kita tidak hanya sebatas di arena lapangan hijau. Perlulah mata kita melihat keluar lapangan. Ada begitu banyak orang yang membutuhkan perhatian, support, dan doa kita.

Dari Eriksen, kita belajar untuk melihat dunia ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun