Mohon tunggu...
MARIO PAULUS ZAGOTO 111211441
MARIO PAULUS ZAGOTO 111211441 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mario Paulus Zagoto NIM 111211441 Mata Kuliah Leadership Universitas Dian Nusantara Prof. Dr. Apollo Daito, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Diskursus Kepemimpinan, Etika Protestan dan Semangat Kapitalisme menurut Max Weber

28 November 2024   09:31 Diperbarui: 28 November 2024   09:39 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

3. Penolakan terhadap Konsumsi Hedonis: Ajaran protestan menganjurkan hidup sederhana dan menolak konsumsi berlebihan. Surplus kekayaan lebih diprioritaskan untuk investasi daripada konsumsi pribadi.

Kepemimpinan dalam Perspektif Weber

Kontribusi Weber dalam memahami kepemimpinan sangat signifikan. Ia mengidentifikasi tiga tipe otoritas dalam masyarakat:

1. Otoritas Tradisional: Berdasarkan kebiasaan dan warisan sejarah
2. Otoritas Kharismatik: Didasarkan pada kualitas personal pemimpin
3. Otoritas Rasional-Legal : Berdasarkan aturan dan struktur organisasi yang sistematis

Dalam konteks etika protestan, model kepemimpinan rasional-legal menjadi dominan. Pemimpin tidak lagi dimaknai melalui keturunan atau kharisma personal, melainkan melalui kompetensi, profesionalisme, dan kemampuan manajerial.

Implikasi terhadap Struktur Organisasi

Etika protestan membentuk model organisasi yang:
- Meritokratis
- Transparan
- Berbasis kinerja
- Mendorong profesionalisme

Pemimpin dalam konteks ini dipandang sebagai individu yang mampu mengintegrasikan nilai-nilai spiritual dengan efisiensi ekonomi, bukan sekadar administrator atau pengendali sumber daya.

Kritik dan Refleksi Kontemporer

Meskipun karya Weber sangat berpengaruh, ia tidak luput dari kritik. Beberapa akademisi mempertanyakan determinisme kulturalnya dan argumentasi kausalitas antara etika protestan dengan kapitalisme. Namun, kerangka konseptualnya tetap relevan dalam memahami dinamika kepemimpinan global.

Dalam konteks modern, etika protestan dapat dipahami sebagai:
- Fondasi budaya kerja profesional
- Sumber motivasi untuk inovasi dan produktivitas
- Landasan filosofis bagi tanggung jawab sosial korporasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun