TIGA MACAM NIKMAT
MENGENALI DAN MENSYUKURI KESEMPURNAAN HIDUP
Syukur adalah kunci kebahagiaan. Dengan bersyukur, yang sedikit terasa cukup, dan yang cukup menjadi lebih dari cukup
Nikmat sering kali dipahami sebagai sesuatu yang berwujud materi, seperti rezeki melimpah, kesehatan, atau keberhasilan. Namun, pandangan tersebut tidak sepenuhnya mencakup hakikat nikmat yang sejati. Al-Imam Ibnul Qayyim rahimahullah menguraikan bahwa nikmat memiliki tiga macam yang patut direnungkan oleh setiap hamba Allah. Pemahaman ini mengajarkan kita untuk tidak hanya mengakui nikmat, tetapi juga mensyukurinya sebagai bentuk ibadah dan pengikat nikmat itu sendiri. Lantas, apa saja tiga macam nikmat tersebut, dan bagaimana cara kita menjaga keberlanjutannya dalam hidup?
1. Nikmat yang Disadari dan Diraih
Nikmat ini merupakan segala bentuk anugerah yang dapat kita kenali secara langsung, seperti kesehatan, kecukupan rezeki, keluarga yang harmonis, atau ilmu yang bermanfaat. Ketika kita menyadari kehadiran nikmat ini, rasa syukur seharusnya menjadi respons pertama. Sebab, mensyukuri nikmat adalah tanda pengakuan kita atas kasih sayang Allah kepada hamba-Nya.
2. Nikmat yang Ditunggu dan Diharapkan
Ada kalanya kita berharap pada nikmat yang belum hadir, seperti kesuksesan dalam pekerjaan, tercapainya cita-cita, atau datangnya keturunan. Nikmat ini membutuhkan kesabaran dan usaha yang konsisten. Doa dan ikhtiar menjadi cara kita menjemput nikmat tersebut. Menjaga prasangka baik kepada Allah adalah kunci utama, karena Allah Maha Mengetahui waktu terbaik untuk menganugerahkan nikmat-Nya.
3. Nikmat yang Tidak Disadari
Inilah nikmat yang sering terabaikan. Kita tidak selalu menyadari bahwa udara yang kita hirup, detak jantung yang stabil, atau keamanan di sekitar kita adalah bentuk nikmat besar dari Allah. Ketidaksadaran ini membuat banyak orang lalai untuk mensyukurinya. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk senantiasa merenungi setiap aspek kehidupan sebagai karunia dari Sang Pencipta.
Cara Mensyukuri Nikmat
Allah SWT berfirman dalam Surah Ibrahim ayat 7: "Jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu; tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih." Mensyukuri nikmat bukan hanya sekadar mengucapkan "Alhamdulillah", tetapi juga diwujudkan dengan menjaga nikmat itu melalui ketaatan kepada Allah dan menjauhi maksiat. Syukur juga berarti menggunakan nikmat untuk hal-hal yang bermanfaat dan sesuai dengan ridha-Nya.