AI, sebuah mahakarya manusia,
Dibangun dari mimpi, data, dan logika,
Ia hadir sebagai pelita,
Namun, adakah ia menyimpan bara?
Kita gunakan ia sebagai tangan tambahan,
Mengetik, mencari, mencipta tanpa halangan,
Memberi waktu yang kita dambakan,
Namun, apakah kita telah kehilangan?
Kreativitas yang dulu liar dan bebas,
Kini diringkas dalam algoritma yang tegas.
Manusia, sang pemimpi abadi,
Akankah menyerah pada mesin tak bernurani?
Bayangkan dunia yang digubah oleh mesin,
Bukan lagi hati, hanya logika yang terjamin.
Adakah ruang bagi jiwa untuk bertanya?
Atau semua akan berjalan tanpa rasa?
Maka, kita berdiri di persimpangan,
Antara cahaya kemajuan dan kegelapan perbudakan.
AI, teman atau ancaman,
Hanya kita yang menentukan jalan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H