Aku menunggu di tengah malam,
Di antara detik-detik yang memudar.
Bulan mengintip dari balik awan,
Seolah tahu rahasia rinduku.
Tapi aku tak tahu,
Harus ke mana rindu ini berlari.
Ia kehilangan alamat,
Terjebak di antara ingatan dan kenyataan.
Kupanggil namamu dalam doa,
Namun angin hanya membawanya pergi.
Adakah kau mendengar,
Atau rindu ini hanya monolog sunyi?
Setiap langkah yang kuambil,
Adalah perjalanan kembali ke masa lalu,
Di mana senyummu masih tinggal,
Dan aku tak pernah merasa hilang.
Kini, rindu hanya berteman bayang,
Menemani jiwa yang tak tahu arah.
Aku mencarimu,
Di setiap penjuru langit,
Tapi mungkin,
Rindu ini memang tak punya alamat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H