Mohon tunggu...
Abi Wihan
Abi Wihan Mohon Tunggu... Guru - Teacher

A Great Teacher is Inspiring

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Nasihat

7 Januari 2025   16:33 Diperbarui: 7 Januari 2025   16:33 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

N A S I H A T

Cermin untuk Mengenal dan Membentuk Diri

Hanya dengan menasihati diri, kita bisa menjadi cahaya bagi orang lain

Nasihat, kata yang sederhana namun penuh makna. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), nasihat adalah ajaran atau pelajaran baik yang diberikan kepada seseorang; anjuran; petunjuk. Secara harfiah, nasihat adalah bentuk perhatian yang tulus, sarana untuk mengingatkan manusia agar tidak melenceng dari nilai-nilai yang benar. Namun, jika kita merenung lebih dalam, kepada siapa sebenarnya nasihat itu paling layak diberikan?  

Sebagai seorang yang sering memberikan arahan kepada orang lain, murid, teman, bahkan keluarga, saya menyadari sesuatu yang mendalam. Betapa sering saya lupa bahwa orang yang paling membutuhkan nasihat saya adalah diri saya sendiri. Menasihati orang lain terasa mudah. Namun, menasihati diri sendiri membutuhkan keberanian, kerendahan hati, dan kejujuran yang tidak semua orang mau lakukan.  

Mengapa Kita Harus Menasihati Diri Sendiri?

Menasihati diri sendiri adalah bentuk refleksi yang jarang kita prioritaskan, padahal ia memiliki kekuatan besar untuk membentuk kepribadian kita. Bagi saya, ada beberapa alasan utama mengapa nasihat kepada diri sendiri itu penting:  

1. Membangun Kesadaran Diri

Dengan menasihati diri, kita belajar mengenali kekuatan sekaligus kelemahan pribadi. Kesadaran ini bukan untuk mengutuk diri, melainkan untuk menerima diri apa adanya dan terus memperbaikinya. Seperti kata Aristoteles, *"Memahami diri sendiri adalah awal dari segala kebijaksanaan."*  

2. Menciptakan Konsistensi Antara Kata dan Perbuatan 

Nasihat yang benar memaksa kita untuk melihat apakah tindakan kita sejalan dengan prinsip yang kita pegang. Jika tidak, itu menjadi pengingat untuk memperbaiki diri. Bukankah lebih baik kita memimpin dengan contoh, bukan sekadar ucapan?  

3. Bertransformasi Menjadi Versi Terbaik Diri

Saya percaya, hidup adalah proses pembelajaran tanpa akhir. Ketika kita terus-menerus menasihati diri, kita memacu diri untuk menjadi lebih baik setiap harinya. Tidak sempurna, tetapi selalu berprogres.  

4. Membangun Integritas dan Kredibilitas

Orang-orang di sekitar kita akan lebih percaya dan menghormati kita jika mereka melihat kita berusaha memperbaiki diri. Nasihat kepada diri sendiri adalah pondasi untuk membangun integritas dan kepercayaan dari orang lain.  

Nasihat yang Menghidupkan, Bukan Menghakimi

Namun, satu hal yang saya pelajari adalah bahwa nasihat kepada diri sendiri harus dilakukan dengan penuh kasih, bukan dengan penghukuman. Nasihat adalah perwujudan cinta kepada diri sendiri, bukan upaya untuk terus-menerus menyalahkan. Dengan cara ini, nasihat menjadi energi yang menghidupkan, bukan beban yang mematikan.  

Kesimpulan

Pada akhirnya, nasihat terbaik adalah yang dimulai dari dalam diri. Ketika kita mampu menasihati dan memperbaiki diri sendiri, kita menjadi cerminan nilai-nilai yang ingin kita ajarkan kepada orang lain. Dunia tidak butuh lebih banyak orang yang menggurui, tetapi lebih banyak orang yang memberi teladan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun