Jika fokus pendidikan lebih pada proses, maka evaluasi seharusnya juga bersifat berkelanjutan dan melibatkan berbagai metode, seperti:
- Proyek berbasis masalah (Project-Based Learning)
- Penilaian portofolio
- Refleksi siswa terhadap proses belajar mereka sendiri
- Observasi langsung oleh guru
Pendidikan yang berdampak tidak lahir dari satu hari ujian, tetapi dari hari-hari penuh makna di kelas dan lingkungan belajar.
Selain itu, penting bagi sistem pendidikan kita untuk lebih fleksibel dan mampu menyesuaikan diri dengan kebutuhan setiap siswa. Tidak semua siswa memiliki gaya belajar yang sama, dan sistem evaluasi yang kaku sering kali mengabaikan perbedaan ini. Dengan memberikan ruang bagi pendekatan yang lebih personal dan inklusif, pendidikan akan lebih efektif dalam mengembangkan potensi siswa.
Lebih jauh lagi, fokus pada proses pembelajaran yang berkualitas akan membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir kritis, kreatif, dan kolaboratif. Hal ini jauh lebih berharga daripada sekadar kemampuan menghafal materi untuk ujian. Jika sistem pendidikan mampu memastikan proses belajar yang efektif, maka dengan atau tanpa Ujian Nasional, hasil akhirnya tetap akan berkualitas.
KesimpulanÂ
Baik dengan atau tanpa Ujian Nasional, dampak yang paling signifikan pada pendidikan terletak pada kualitas proses pembelajaran itu sendiri. Pemerintah, guru, dan seluruh pihak terkait harus memastikan bahwa pendidikan di Indonesia tidak hanya berfokus pada hasil akhir, tetapi juga pada pengalaman belajar yang bermakna dan mampu membekali siswa dengan keterampilan yang relevan untuk masa depan mereka. Penilaian seharusnya bersifat fleksibel, beragam, dan mencerminkan perkembangan siswa secara menyeluruh, bukan hanya melalui satu jenis ujian standar nasional.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H