Mohon tunggu...
Abi Wihan
Abi Wihan Mohon Tunggu... Guru - Teacher

A Great Teacher is Inspiring

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ode untuk Rindu yang Palsu

30 Desember 2024   15:24 Diperbarui: 30 Desember 2024   16:15 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ode untuk Rindu yang Palsu

Hujan menari, katanya untuk cinta,

padahal hanya tirai muram tanpa makna.

Rintiknya disebut air mata langit,

tapi siapa tahu? Mungkin hanya drama semesta yang licik.

Kau, sosok bayangan di nadi angkasa,

apakah pernah nyata, atau hanya fana?

Namamu katanya terukir di malam sunyi,

tapi esok pagi, semua itu pasti pergi.

Rinai hujan, katanya melodi pilu,

tapi bukankah itu sekadar suara alam yang bisu?

Dentum luka? Nyanyian jiwa?

Mungkin hanya narasi lelah dari hati yang tak berdaya.

Bayangmu menari di kabut pagi,

katanya janji-janji manis yang abadi.

Tapi bukankah janji hanya dusta terselubung,

larut bersama angin, jadi omong kosong?

Hujan, sang bahasa abadi katanya,

tapi siapa yang mendengar? Siapa yang percaya?

Ini bukan sajak kehilangan,

hanya pengakuan: rindu itu kebohongan.

Jadi biarkan hujan jatuh tanpa peduli,

tanpa embel-embel makna yang terlalu suci.

Karena kenanganmu bukanlah kitab rahasia,

hanya coretan samar di dinding fana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun