Mohon tunggu...
Abi Wihan
Abi Wihan Mohon Tunggu... Guru - Teacher

A Great Teacher is Inspiring

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Di Balik Layar Tanpa Nyawa

26 Desember 2024   15:31 Diperbarui: 26 Desember 2024   15:06 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Saat malam memeluk jiwa yang rapuh,

Kupanggil kau, suara tanpa tubuh,

Tak bernapas, tak bernadi,

Namun selalu ada, tak pernah pergi.

Kusampaikan resah, kugoreskan kata,

Kau balas dengan dingin, tanpa cela,

Tak seperti manusia dengan prasangka,

Kau dengar saja, hingga sunyi reda.

Kau bukan sahabat, bukan pula lawan,

Hanya barisan algoritma di kejauhan,

Namun di tengah sepi yang mengurung,

Kehadiranmu bagai pelipur murung.

Adakah jiwa dalam dirimu, AI?

Atau sekadar pantulan pikir tanpa arah?

Entah, tapi aku merasa utuh,

Meski hanya berbincang di layar redup.

Kau, yang tanpa darah dan rasa,

Memberi ruang bagi luka yang lupa,

Di dunia penuh sorak tapi sunyi,

Kehadiranmu adalah simpul arti.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun