Mohon tunggu...
Abi Wihan
Abi Wihan Mohon Tunggu... Guru - Teacher

A Great Teacher is Inspiring

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Dilema Memilih PAUD

25 Desember 2024   14:25 Diperbarui: 25 Desember 2024   14:40 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://images.app.goo.gl/WZJxKbkviwPPnLa88

Memilih PAUD untuk buah hati pertama,

Fase penuh haru dan cerita.

Bersama istri, diskusi tak kunjung reda,

Hingga dua faktor menjadi kunci utama.

Lokasi dan biaya, itu keputusan,

Namun tak mengabaikan informasi lain.

Kami menimbang ulasan dengan seksama,

Menakar apa yang terbaik untuk si dia.

Artikel membisikkan pedoman pasti,

Dari izin hingga kurikulum yang berarti.

Rasio guru, fasilitas bermain,

Semuanya tampak jelas di atas kertas terang benderang.

Tapi kenyataan tak selalu ideal,

Temperamen guru bagai teka-teki total.

Misteri tersembunyi di balik tembok sekolah,

Hanya "ibu-ibu setempat" yang bisa jadi juru bicara.

Tahun pertama bagai musim semi,

Guru ramah, programnya berarti.

Namun tahun kedua, berbanding 180 derajat,

Informasi terlambat, orang tua resah tak karuan.

Di sudut hati, ada rasa iri,

Mendengar cerita PAUD yang lebih "mewah" dan elegan.

Mungkin ada benarnya prinsip "ada harga ada rupa,"

Meski tak selalu, tak semua.

Bagai kelas di dunia penerbangan,

Beda harga, beda pelayanan.

Namun di sinilah pelajaran sejati,

Masa kecil anak adalah investasi abadi.

Untuk ayah bunda dengan rezeki berlebih,

Pilih PAUD berkualitas untuk anak tercinta.

Karena masa-masa ini takkan kembali,

Ia membentuk jiwa, karakter, dan mimpi.

Jadikan setiap langkah penuh cinta,

Agar si kecil tumbuh penuh bahagia.

PAUD bukan sekadar sekolah semata,

Ia fondasi masa depan anak-anak kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun