Muridku yang Gagal Paham
Muridku,
Dalam matamu ada awan keraguan,
Setiap kata yang kubisikkan,
Seolah berlari ke hutan sunyi, tak bergaung.
Aku menanam makna di ladang pikirmu,
Namun benihnya kerap tak tumbuh,
Angin lupa membawa air hujan,
Meninggalkan gersang di relung pengetahuan.
Adakah yang salah pada cahayaku?
Ataukah jiwamu hanya butuh waktu,
Untuk merangkai teka-teki dalam kepalamu,
Yang kini masih tersusun kabur?
Namun, muridku,
Kegagalanmu adalah jalan baru bagiku,
Aku takkan lelah menata ulang cara,
Melukis makna dalam bahasamu.
Kelak, jika matahari pemahaman terbit,
Aku ingin kau tahu
Gagal bukan akhir, hanya jeda
Untuk membangun jembatan menuju cahaya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H