Ketika Hati dan Akal Enggan Menyatu
Di sudut senja yang redup berwarna,
Hati bernyanyi, merangkai asa.
Namun akal berdiri dingin di seberang,
Menyusun logika yang penuh tenang.
Hati berkata, "Ikuti gelora rasa ini,"
Namun akal menolak, "Itu hanya ilusi."
Berselisih dalam sunyi tak berujung,
Membelah jiwa yang lelah berpegang.
Hati menjerit, "Aku hidup untuk cinta,"
Akal berbisik, "Aku ada untuk fakta."
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!