Di sudut kota, suara saling berlomba,
Deru kendaraan memotong udara,
Langkah-langkah tergesa di trotoar sesak,
Pikuk ini menggema tanpa jeda.
Burung pun enggan berkicau riang,
Tenggelam oleh hiruk manusia serupa perang,
Setiap teriakan memecah keheningan pagi,
Mengisi ruang hati yang sunyi.
Namun, di tengah ribut yang tiada usai,
Ada harap kecil melayang damai,
Bahwa di balik riuh yang menyesakkan dada,
Hidup terus berdetak, meski sering terlupa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!