Sang Guru dalam Persidangan Sejarah
Oleh: Abi WihanÂ
Yang Mulia,
Izinkan saya berdiri di podium ini,
Mewakili suara yang tak selalu terdengar,
Menyampaikan pledoi untuk mereka,
Sang guru, penjaga peradaban bangsa.
Bukti pertama, Yang Mulia,
Adalah jejak yang mereka tinggalkan,
Pada jiwa-jiwa muda yang tak berbentuk,
Dibentuk, ditempa, menjadi wujud masa depan,
Siap memikul harapan negeri yang kita cintai.
Bukti kedua, Yang Mulia,
Adalah kesetiaan yang tak pernah pudar,
Meski di bawah tekanan tuntutan zaman,
Mereka berdiri, tak gentar,
Mengajarkan kebenaran di tengah kebisingan.
Dan bukti ketiga, Yang Mulia,
Adalah pengorbanan tanpa batas,
Tidak tertulis dalam kontrak atau upah,
Namun tetap dilakukan dengan penuh ikhlas,
Demi sebuah cita: Indonesia yang cemerlang.
Yang Mulia,
Dengan bukti-bukti ini,
Saya meminta pengakuan yang layak,
Bahwa mereka bukan sekadar pengajar,
Tapi arsitek peradaban, pilar bangsa,
Yang menjaga keutuhan mimpi anak-anak kita.
Oleh karena itu, Yang Mulia,
Izinkan saya memohon,
Sang guru pantas menerima penghargaan tertinggi,
Di hati, di sejarah, dan di masa depan negeri ini,
Karena tanpa mereka, kita hanyalah angan yang terhenti.
Hormatilah guru, Yang Mulia,
Mereka adalah pengacara bagi masa depan,
Mempertahankan bangsa ini dari kegelapan,
Dengan pena, papan tulis, dan ketulusan.
Aceh Tamiang, 25 November 2025
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H