Mentari menyelinap lewat celah jendela,
Memberi terang pada ruang yang tiada warna.
Namun, apakah ia membawa hangat?
Ataukah hanya bayangan yang sesaat?
Di antara meja dan kursi yang berdebu,
Ada suara kecil menembus bisu.
Adakah tawa yang tulus terdengar?
Atau hanya gema dari harapan yang samar?
Papan tulis penuh garis tak beraturan,
Menjanjikan ilmu, atau sekadar lukisan?
Tinta spidolnya buram, seolah menangis,
Menyaksikan waktu yang tak pernah habis.
Sang guru berdiri, bak mentari pagi,
Namun siapa yang ia sinari?
Apakah ia tahu ke mana cahayanya pergi?
Atau hanya berdiri di bawah langit sunyi?
Ruang kelas itu, saksi banyak cerita,
Namun tak semua berujung bahagia.
Mentari tetap hadir setiap hari,
Tapi siapa yang tahu arti cahayanya lagi?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H