Mohon tunggu...
Abi Wihan
Abi Wihan Mohon Tunggu... Guru - Teacher

A Great Teacher is Inspiring

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kelamnya Senja Kala Itu

11 November 2024   21:45 Diperbarui: 11 November 2024   22:06 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kelamnya Senja Kala Itu

Kelamnya senja kala itu,

Langit merintih di ujung waktu,

Kilau jingga perlahan redup,

Tertelan dalam diam yang pilu.

Aku duduk seorang diri di ujung jembatan,

Tempat pertama kali kita menyaksikan senja yang indah,

Bayangmu menyapa di kejauhan,

Wajah yang pernah dekat kini hilang.

Angin berbisik membawa pesan,

Meninggalkan jejak yang tak terhapuskan,

Langkah-langkah terhenti di persimpangan,

Menyisakan kenangan yang terpendam.

Senja mengaburkan rasa,

Mengukir luka, dalam hening yang dalam,

Kelamnya senja kala itu,

Menjadi saksi bisu kisah kita.

Namun, meski malam datang merayap,

Harapan masih tetap memancar di dalam hati,

Karena senja, meski kelam,

Selalu mengajarkan tentang perpisahan dan keabadian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun