Kaulah Brutus di balik topeng teduh,
Menghancurkan hati, membawa luka tanpa peluh.
Betapa pedihnya melihat engkau,
Yang pernah kusebut teman sejati,
Kini berubah menjadi bayangan kelabu,
Mengkhianati persahabatan yang pernah berarti.
Julius jatuh di tanganmu, begitu juga aku,
Terpisah oleh tipu dan luka yang kau ramu.
Brutus, kini namamu adalah perih,
Kepedihan dalam kenangan yang takkan beralih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!