Dia masih disini, terpenjara dalam sepi,
Menunggu yang semu, berharap kekasihnya kembali.
Di tiap hembusan angin yang membelai wajah, Â
Terbisik namanya yang takkan pernah punah, Â
Namun hadirnya hanya ilusi yang menyiksa, Â
Menyisakan luka, tak terobati dan juga tak reda. Â
Bagaimana bisa ia membunuh rindu yang menggila, Â
Sedang kenangannya melekat di setiap jejak yang pernah ada? Â
Dia terjebak dalam bayangnya yang kini tak nyata, Â
Merindu tanpa akhir, pad cinta yang pernah mereka bina
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2HBeri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!