Tetesan Hujan
Dulu kukira hujan datang pagi-pagi, Â
Membasahi pipi, merayap pelan di dahi. Â
Kuelus tetesnya yang jatuh di wajah, Â
Serasa pelangi di balik mendung merekah. Â
Namun, rupanya itu bukan hujan, Â
Hanya tangan ibu yang lembut menawan. Â
Air dari gayung, percikan kasih, Â
Membangunkanku dari mimpi manis yang berselisih. Â
Kubuka mata, melihat senyumnya, Â
Tanpa suara, ia ajak bangun dengan cinta. Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!