Namun ia berlari, semakin jauh terjerat tipu daya, Â
Hingga ia pun tersesat, terpuruk di titik yang paling nestapa. Â
Namun ada keadaan yang begitu indah dan mulia, Â
Saat hatinya merasa begitu dekat dengan Sang Maha Kuasa, Â
Meski badai datang menerpa dan bahaya menyapa, Â
Ada ketenangan yang mengisi, dalam bimbingan-Nya ia berserah. Â
Hatimu terang dalam keikhlasan yang suci, Â
Meski hidup terasa sempit, engkau tetap berdiri, Â
Pikiranmu jernih, tak terganggu oleh keresahan, Â
Sadar sepenuhnya, ini adalah takdir dari Tuhan. Â
Bibir tersenyum meski kantong terasa kosong, Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!