Pagiku membuka dengan bisikan suci, Â
Bismillah terucap, langkah pertama pasti, Â
Fajar menyapa dengan lembut, penuh arti, Â
Mengiringi harapan yang tumbuh di hati.
Mentari bangkit, menyibak malam kelam, Â
Sinarnya perlahan menari di atas awan, Â
Menyulap dunia dari kelam jadi terang, Â
Membawa semangat dalam tiap langkah.
Burung-burung berkicau menyambut pagi, Â
Rasa syukur terhembus dalam doa nan suci, Â
Setiap detik adalah anugerah ilahi, Â
Yang dirajut dalam doa penuh harmoni.
Angin pagi mengelus dedaunan hijau, Â
Membawa pesan damai di setiap embusannya, Â
Seolah berkata, "Jalani hari dengan tawakal,"Â Â
Fajar ini milik kita, dalam kasih-Nya.
Di tengah hari, mentari bersinar terang, Â
Menyulut semangat dalam jiwa yang tenang, Â
Setiap sinar adalah harapan yang memancar, Â
Dalam kerja keras, ku ikat niat penuh ikrar.
Senja mulai merangkak, langit memerah, Â
Warna-warni indah menyapa dengan ramah, Â
Saat matahari perlahan tenggelam di ufuk, Â
Hati ini dipenuhi dengan rasa syukur.
Saat senja datang, hari mulai redup, Â
Di cakrawala, warna meluruh perlahan, Â
Aku bersujud, berterima kasih pada-Nya, Â
Alhamdulillah, untuk setiap berkah yang datang.
Di ujung hari, langit berpamitan dengan lembut, Â
Gelap menyelimuti, malam pun mulai runtuh, Â
Namun hatiku tetap terang dalam syukur, Â
Alhamdulillah, ucapku, dalam setiap nafas yang mengalir.
Sunrise dan sunset adalah tanda kasih-Nya, Â
Fajar mengingatkan kita untuk memulai dengan doa, Â
Senja mengajarkan kita untuk bersyukur, Â
Dalam setiap detik, kita menemukan makna yang agung.
Dengan Bismillah pagiku dimulai, Â
Dengan Alhamdulillah senjaku berakhir, Â
Dalam harmoni fajar dan senja, kutemukan cinta-Nya, Â
Mengisi hari-hariku dengan keindahan yang tak terhingga.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI