Dengki, layaknya api dalam sekam, Â
Menggerogoti jiwa perlahan tanpa suara, Â
Ia tumbuh di hati yang tak mengenal tenang, Â
Merenggut damai, merusak sukma.
Bila dibiarkan, ia menjadi racun pekat, Â
Menghitamkan pikiran, meruntuhkan cinta, Â
Menumbuhkan iri, merusak sahabat, Â
Menyisakan kehampaan di akhir cerita.
Bagaikan bayang-bayang di balik malam, Â
Ia hadir tanpa disadari, meresap dalam diri, Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!