Memaafkan, kata yang lembut dalam lisan, Â
Seperti angin sepoi yang menenangkan malam, Â
Namun, mengapa ingatan tetap meresap, Â
Dalam bayang yang tak bisa hilang?
Maaf, bukan berarti tak terluka, Â
Bukan berarti luka hilang seketika, Â
Namun, hati tetap mencoba ikhlas, Â
Meski jiwa terkadang masih meretas.
Mengapa harus begitu? Â
Karena kita manusia, rapuh dan nyata, Â
Mengukir cerita di dinding memori, Â
Yang tak mudah terhapus meski waktu berlalu.
Memaafkan adalah jalan melepaskan beban, Â
Namun tak melupakan adalah bentuk perlindungan, Â
Agar tak terjatuh di lubang yang sama, Â
Agar kuat, walau hati pernah terluka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H