Mohon tunggu...
Abi Wihan
Abi Wihan Mohon Tunggu... Guru - Teacher

A Great Teacher is Inspiring

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi: Pencari Jodoh

30 Juli 2024   07:01 Diperbarui: 30 Juli 2024   07:32 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di bawah langit biru yang kau tatap,

Aku pun merindu, menggapai harap.

Dari Sabang hingga Merauke,

Aku menyusuri jejak, mencoba mendekat.

Di desa, kota, hingga sudut terpencil,

Kusentuh jejakmu, walau hanya sedikit.

Di warung kopi, di taman bunga,

Aku mencarimu, meski tak terlihat.

Katanya, kita ada di ujung lidah,

Namun perjalanan cinta tak mudah.

Kubilang, "Hai, aku di sini juga!"

Namun ragu seringkali mengaburkan arah.

Kucoba pula di dunia maya,

Swipe kanan, swipe kiri, harapan terjaga.

Banyak yang datang, namun bukan kau,

Percakapan panjang, berakhir tak terduga.

Jodoh memang seperti puzzle yang hilang,

Potongan yang tepat, membuat kita bimbang.

Namun aku tetap percaya,

Suatu hari kita akan bersua.

Jodoh di tangan Tuhan, kita sama-sama berangan,

Menunggu saat yang tepat, meniti harapan.

Saat itu tiba, hati ini pasti hangat,

Kita bertemu, membawa cerita yang hebat.

Sementara waktu, aku pun menikmati hidup,

Mencari makna, tanpa perlu meratap.

Siapa tahu, di balik tawa dan canda,

Kita bertemu, tanpa pernah diduga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun