Mohon tunggu...
Abi Wihan
Abi Wihan Mohon Tunggu... Guru - Teacher

A Great Teacher is Inspiring

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Dalam Pelukan Rindu

27 Juli 2024   20:48 Diperbarui: 27 Juli 2024   20:50 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Merindu,

Aku berdiri dalam sepi, 

Bayanganmu hadir di setiap nafasku,

Ibu, dalam ingatan yang tak pernah luntur.

Saat malam tiba, sunyi menggigit hati,

Kehilanganmu seperti luka yang tak pernah sembuh.

Tangisku tertahan dalam bisu malam,

Merindukan sentuhan lembut kasih sayangmu.

Di setiap sudut rumah, aroma kenangan,

Menghantarkan duka dalam senyap.

Tawamu, senyummu, bagai nyanyian masa lalu,

Menyisakan kepedihan dalam pelukan rindu.

Oh, Ibu, bintang di langit malam,

Apakah kau mendengar tangisku yang lirih?

Doaku terbang bersama angin,

Memohon agar kau damai di sana, di surga yang abadi.

Meski kau jauh, tak tersentuh,

Kenanganmu abadi dalam hati.

Aku kan terus mengenangmu, Ibu,

Dalam kepiluan yang mengiringi setiap langkahku

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun