Di malam sunyi, aku termenung,
Bayang-bayang sepi datang menyusup,
Hati ini terasa kosong dan lungkrah,
Aku takut sendiri, tanpa teman bicara.
Bintang-bintang di langit berkelip,
Namun tak mampu mengusir gelap,
Hanya suara angin yang berbisik,
Mengiringi langkahku yang lemah.
Di sudut kamar, aku merenung,
Kenangan indah datang menghampiri,
Namun sekejap hilang, lenyap tak berbekas,
Aku takut sendiri, tanpa pelukan hangat.
Hujan turun, membasahi bumi,
Seperti air mata yang tak terbendung,
Aku merindukan tawa dan canda,
Aku takut sendiri, dalam kesunyian.
Pagi datang, membawa harapan,
Namun hati ini masih terasa hampa,
Aku mencari cahaya dalam gelap,
Aku takut sendiri, tanpa cinta.
Di antara keramaian, aku tersesat,
Wajah-wajah asing berlalu lalang,
Aku mencari sosok yang kukenal,
Aku takut sendiri, tanpa kehadiranmu.
Malam kembali, membawa mimpi,
Namun mimpi itu terasa semu,
Aku ingin terbangun dari kesendirian,
Aku takut sendiri, tanpa dirimu.
Di setiap detik yang berlalu,
Aku berharap ada yang menemani,
Mengisi kekosongan dalam hati,
Aku takut sendiri, tanpa kasih sayang.
Waktu terus berjalan, tak berhenti,
Namun rasa takut ini tetap ada,
Aku ingin menemukan kedamaian,
Aku takut sendiri, tanpa kebahagiaan.
Akhirnya, aku sadar dan mengerti,
Bahwa kesendirian bukanlah akhir,
Aku harus kuat dan berdiri tegak,
Menghadapi dunia, meski aku takut sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H