Oleh: Abi WihanÂ
Pagi datang dengan pelukan lembut,
Menyelimuti bumi dengan embun yang tenang.
Matahari menyapa dari ufuk timur,
Menawarkan hangat di sela-sela dingin malamku.
Namun, di balik cahaya yang membias,
Tersembunyi ilusi yang tak terlihat jelas.
Kabut tipis menari di antara pepohonan,
Menutupi realita dengan keindahan yang menawan.
Burung-burung berkicau, memecah sunyi,
Seakan membawa pesan dari alam.
Namun, di dalam hati, ada keraguan,
Apakah pagi ini nyata, atau hanya sebuah bayangan?
Segelas kopi di tangan, menghangatkan,
Aroma harum menuntunku berpikir,
Dalam setiap hirupan, ada keinginan,
Untuk memahami ilusi pagi yang menenangkan.
Pagi datang dan pergi setiap hari,
Membawa janji yang mungkin tak terpenuhi.
Tapi dalam setiap ilusinya, aku temukan harapan,
Bahwa setiap hari adalah kesempatan baru, meski dalam bayangan.
Pagi ini adalah ilusi yang indah,
Mengajakku bermimpi dan berkhayal.
Dalam cahaya dan kabut yang menyelimuti,
Aku temukan kedamaian, meski hanya sementara.
Aceh Tamiang, 09 Juli 2024