Waktu dan Kita
Oleh: Abi WihanÂ
Einstein berkata, waktu melambat saat kita berlari,
Tapi kenyataannya, jam sering kali curang, tak terpantau penuh energi.
Saat kita lengah, ia melaju tanpa henti,
Meninggalkan jejak di buku kehidupan yang penuh coretan tanpa arti.
Setiap pagi, rutinitas menggantikan kopi santai,
Bel sekolah, ruang rapat, dan layar beranda kini menjadi tempat singgah sejati.
Di antara taman bermain dan ruang rapat, kita tersesat,
Mimpi masa muda berganti kostum dewasa, waktu tak bisa diabaikan begitu saja.
Musim berganti, kisah kita terus terukir,
Dalam buaian harapan dan kontrak realitas, masa depan tergambar samar.
Hari-hari berlalu cepat, dalam perlombaan dengan waktu yang kian padat,
Apakah kita kalah bersaing, atau masih ada harapan?
Kabut yang mengaburkan pandangan kita,
Mengajarkan bahwa hidup adalah perjalanan tanpa henti.
Apakah kita masih muda atau sudah tua,
Yang terpenting adalah semangat yang tetap menyala dalam diri.
Dalam setiap detik yang berlalu, ada pelajaran,
Bahwa hidup adalah tentang menjalani dan meresapi setiap momen.
Kita mungkin merasa tersesat di tengah waktu yang curang,
Tapi dalam hati, kita tetap berjuang, berlari tanpa ragu.
Waktu memang tak pernah mengalah,
Tapi kita punya kendali untuk membuatnya bermakna.
Mari kita hadapi hari dengan penuh semangat,
Menulis bab baru dalam buku kehidupan, dengan tinta keberanian dan cinta.
Aceh Tamiang, 08 Juli 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H