Mohon tunggu...
Abi Wihan
Abi Wihan Mohon Tunggu... Guru - Teacher

A Great Teacher is Inspiring

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Melati yang Layu

4 Juli 2024   13:39 Diperbarui: 4 Juli 2024   13:45 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di sudut kota yang penuh hiruk-pikuk

Seorang gadis kecil, wajahnya redup

Seperti melati yang berguguran di tepi jalan

Setiap langkahnya adalah saksi bisu kehidupan yang pilu.

Langit malam menjadi selimutnya,

Dingin aspal sebagai tempat berbaringnya.

Hanya bintang-bintang yang menyaksikan,

Mimpi-mimpi kecilnya yang terbang tak tentu tujuan.

Dengan langkah lelah, dia menyusuri jalan,

Mengais harapan di antara keramaian.

Namun, senyumnya tak pernah hilang,

Meski hatinya dipenuhi kesedihan yang mendalam.

Gadis kecil, engkau melati layu yang tabah,

Menghadapi dunia dengan hati yang gagah.

Suatu hari, sinar mentari akan menyapamu,

Dan melati yang layu, akan kembali berbunga di tamanmu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun