Di sudut kota yang penuh hiruk-pikuk
Seorang gadis kecil, wajahnya redup
Seperti melati yang berguguran di tepi jalan
Setiap langkahnya adalah saksi bisu kehidupan yang pilu.
Langit malam menjadi selimutnya,
Dingin aspal sebagai tempat berbaringnya.
Hanya bintang-bintang yang menyaksikan,
Mimpi-mimpi kecilnya yang terbang tak tentu tujuan.
Dengan langkah lelah, dia menyusuri jalan,
Mengais harapan di antara keramaian.
Namun, senyumnya tak pernah hilang,
Meski hatinya dipenuhi kesedihan yang mendalam.
Gadis kecil, engkau melati layu yang tabah,
Menghadapi dunia dengan hati yang gagah.
Suatu hari, sinar mentari akan menyapamu,
Dan melati yang layu, akan kembali berbunga di tamanmu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H