Mohon tunggu...
Abi Wihan
Abi Wihan Mohon Tunggu... Guru - Teacher

A Great Teacher is Inspiring

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Seperti Meludah ke Langit

22 Juni 2024   15:37 Diperbarui: 22 Juni 2024   18:39 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sumber gambar: dokumen pribadi 

Seperti meludah ke langit setiap kata yang terlepas,

Kembali jatuh menghantam hati menggugah kesadaran yang terbungkus.

Ego yang meninggi, serupa awan menyimpan petir dalam diam.

Lidah yang tajam, tak berpikir melukai diri dalam bayang.

Meludah ke langit, dalam amarah tak sadar karma menunggu arah.

Apa yang kita beri, akan kembali seperti lingkaran tak bertepi.

Dalam hening kita merenung mencari makna di balik sungging.

Bahwa setiap tindakan dan kata adalah pantulan jiwa kita.

Angkuh pada angkasa mengira tinggi tak tersentuh.

Namun setetes hujan, bisa membawa kembali ke asal usul.

Seperti meludah ke langit kita belajar arti rendah hati

Bahwa semua yang kita tebar akan kembali, menghujani diri

Dalam sunyi kita paham bahwa hidup adalah cermin

Apa yang kita kirim ke semesta akan kembali pada diri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun