Mohon tunggu...
Abi Wihan
Abi Wihan Mohon Tunggu... Guru - Teacher

A Great Teacher is Inspiring

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pertiwi Menangis

14 Juni 2024   23:12 Diperbarui: 14 Juni 2024   23:12 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertiwi menangis dalam senyap,

Menyaksikan keadilan yang terjerat,

Di balik tirai pemerintahan yang megah,

Kebenaran tertinggal di balik kata-kata manis.

Pemerintahan

Di kursi-kursi kekuasaan yang angkuh,

Janji-janji menguap dalam kabut,

Rakyat merintih dalam bisu,

Mengharapkan pemimpin yang tulus.

Ketidakadilan

Ketidakadilan merajalela,

Menindas yang lemah tanpa belas kasih,

Hak-hak direnggut dalam kelam,

Membiarkan luka menganga tanpa sembuh.

Ekonomi

Ekonomi bertumbuh untuk segelintir,

Sementara banyak yang kelaparan,

Hidup dalam bayang-bayang kesenjangan,

Merajut mimpi di atas ketidakpastian.

Pendidikan

Pendidikan, harapan yang pudar,

Di ruang-ruang kelas yang usang,

Anak-anak menatap masa depan suram,

Tanpa bekal ilmu yang cukup.

Korupsi

Korupsi menyelinap dalam diam,

Merampas hak dari tangan yang layak,

Mengisi pundi-pundi tanpa malu,

Meninggalkan rakyat dalam derita panjang.

Lapangan Kerja

Lapangan kerja yang semakin sempit,

Menjadi mimpi bagi jutaan jiwa,

Tangan-tangan terulur dalam harapan,

Mencari nafkah di tengah ketidakpastian.

Kejahatan

Kejahatan merajalela di jalanan gelap,

Mencuri keamanan dari hati yang lemah,

Membawa ketakutan di setiap sudut,

Menghancurkan kedamaian tanpa ampun.

Hukum

Hukum yang seharusnya menjadi pelindung,

Seringkali berat sebelah dalam penjara,

Keadilan tertinggal di ruang pengadilan,

Rakyat kecil terinjak dalam derita panjang.

Alam

Alam berteriak dalam bisu,

Hutan terbakar, sungai tercemar,

Bumi merintih dalam pelukan luka,

Memohon agar manusia tersadar.

Pertiwi menangis tak henti,

Menyaksikan penderitaan yang tiada akhir,

Namun di setiap tetes air mata,

Ada harapan yang tak pernah pudar.

Bangkitlah Indonesiaku dari kegelapan,

Menyatukan hati dalam keadilan,

Menjaga pertiwi dengan penuh kasih,

Agar tangisnya berubah menjadi senyum sejati.

@Copyright_Abi Wihan

Aceh Tamiang_14 Juni 2024 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun