Hati yang dulu satu, kini lebur jadi dua,
Di persimpangan takdir kita berpaling arah,
Janji dan mimpi kita jadi rindu yang membara,
Semua menjadi serpihan terbang entah kemana.
Cinta yang pernah kita anyam, kini meradang,
Menjadi kenangan yang berlumur duka,
Namun dalam tiap tetes air mata ada harap,
Bahwa kelak waktu akan menyembuhkan luka.
Di antara reruntuhan, kutemukan diriku,
Belajar berdiri, meski rapuh dan layu,
Dengan doa dan asa, kugenggam masa depan,
Meski hati ini lebur, kutemukan kekuatan.
Hati lebur jadi dua, namun tak menghilang,
Dalam perpisahan ada pembelajaran,
Bahwa cinta sejati meski tak lagi bersatu,
Selalu abadi dalam memori yang tak terhapus waktu.
@Copyright_Abi Wihan
Aceh Tamiang_14 Juni 2024Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H