Metode Level of Reflection (Tangga Refleksi): Refleksi Terhadap Pembelajaran Pemanfaatan Berbasis Aset/Kekuatan dalam pembelajaran PJOK
Oleh: Abi Wihan
Peran saya sebagai guru olahraga menggunakan metode level of reflection/ tangga refleksi, tahapan yang disediakan pada metode ini membantu saya berefleksi secara lebih dalam.Â
Dalam kesempatan ini saya mencoba menggunakan metode level of reflection/ tangga refleksi untuk merefleksikan materi yang saya pelajari materi modul Pemikiran Berbasis Aset/Kekuatan dalam pembelajaran PJOK
Berikut adalah hasil refleksi yang saya lakukan terhadap materi modul Pemikiran Berbasis Aset/Kekuatan dalam pembelajaran PJOK
Pemikiran Berbasis Aset/Kekuatan dalam Pembelajaran PJOK
Saya Memahami Bahwa:
- Pemikiran Berbasis Aset/Kekuatan: Pendekatan ini menekankan pada penggunaan kekuatan dan potensi yang ada dalam lingkungan pendidikan, termasuk siswa, guru, komunitas, dan fasilitas sekolah.
- Fokus pada Positif: Memanfaatkan potensi yang dimiliki oleh setiap individu untuk mencapai hasil yang lebih baik daripada berfokus pada kekurangan atau kelemahan.
- Kolaborasi dan Partisipasi Aktif: Melibatkan semua pihak terkait dalam proses pembelajaran, sehingga tercipta lingkungan belajar yang mendukung dan memberdayakan.
- Pengembangan Holistik: Mendorong perkembangan siswa secara menyeluruh, baik secara fisik, mental, sosial, dan emosional.
Saya Dapat Menerapkan:
- Identifikasi Aset: Mengidentifikasi kekuatan dan potensi yang dimiliki oleh siswa, guru, dan komunitas untuk digunakan dalam pembelajaran PJOK.
- Pembelajaran Diferensiasi: Merancang kegiatan yang dapat mengakomodasi berbagai kemampuan dan minat siswa.
- Keterlibatan Komunitas: Melibatkan komunitas lokal dalam pembelajaran untuk memberikan pengalaman yang lebih kaya dan relevan.
- Pemanfaatan Teknologi: Menggunakan teknologi untuk mendukung dan memperkaya pembelajaran PJOK, seperti aplikasi kebugaran atau platform pembelajaran online.
Pola Pekerjaan dan Tindakan Saya Adalah:
- Pendekatan Positif: Selalu mencari dan memanfaatkan aspek positif dari setiap situasi dan individu.
- Kolaboratif: Bekerja sama dengan rekan guru, siswa, dan komunitas untuk mencapai tujuan pembelajaran.
- Inovatif: Mencari cara baru dan kreatif untuk mengintegrasikan kekuatan dan aset dalam pembelajaran PJOK.
- Reflektif: Terus mengevaluasi dan memperbaiki pendekatan berdasarkan umpan balik dan hasil yang dicapai.
Hal Baik/Hal Berbeda yang Sudah Saya Lakukan Adalah:
- Penggunaan Pendekatan Kolaboratif: Melibatkan siswa dalam proses pembelajaran melalui diskusi kelompok dan proyek bersama.
- Integrasi Komunitas: Mengundang praktisi pencak silat dari komunitas lokal untuk memberikan pelatihan dan demonstrasi.
- Pemanfaatan Teknologi: Menggunakan video tutorial dan aplikasi kebugaran untuk mendukung latihan siswa di rumah.
Yang Akan Saya Lakukan Selanjutnya Adalah:
- Pengembangan Kurikulum Berbasis Aset: Merancang kurikulum PJOK yang lebih terstruktur dengan pendekatan berbasis aset, memastikan semua kekuatan dan potensi dimanfaatkan secara maksimal.
- Evaluasi Berkelanjutan: Melakukan evaluasi rutin untuk menilai efektivitas pendekatan berbasis aset dan melakukan penyesuaian jika diperlukan.
- Pelatihan dan Workshop: Menyelenggarakan pelatihan dan workshop untuk guru dan siswa tentang bagaimana mengidentifikasi dan memanfaatkan kekuatan mereka dalam pembelajaran PJOK.
- Penguatan Jaringan Komunitas: Membangun dan memperkuat hubungan dengan komunitas lokal untuk terus mendukung dan memperkaya program PJOK di sekolah.
Dengan mengaplikasikan pemikiran berbasis aset/kekuatan dalam pembelajaran PJOK, diharapkan dapat tercipta lingkungan belajar yang lebih positif, inklusif, dan memberdayakan, yang akan meningkatkan partisipasi dan perkembangan siswa secara holistik.
Semangat Belajar dan Berbagi
Semoga Bermanfaat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H